Setelah layanan penulis juga tidak lupa membagikan lembar evaluasi, lembar kerja siswa dan tugas ke Google Clasroom. Sehingga siswa dapat secara fleksibel mempelajari kembali materi yang di sampaikan.Â
Selama menerapkan beberapa metode pembelajaran tersebut ada yang memperoleh respon yang aktif dan positif seperti experiential learing karena siswa bebas mengkoneksikan materi yang di ajarkan dengan pengalamannya sehari-hari sehingga lebih mudah di padami. Ada juga modeling dimana siswa merasa tertarik dengan video yang di tampilkan di kelas sehingga pembelajaran terasa lebih menyenangkan.Â
Tetapi ada juga pendekatan SFBC yang dengan kemampuan penulis saat ini masih belum bisa mempraktekkannya dengan baik.Â
Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan penulis dalam mengkomunikasikan teknik dalam pendekatan SFBC yang sekiranya mudah untuk di pahami anak tingkat SMP.
Demikian pengalaman yang dapat penulis bagikan ke pembaca mengenai pembelajaran bimbingan dan konseling secara efektif selama masa pandemi covid-19, ksususnya pada tingkat SMP.Â
Penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran dapat berjalan efektif apabila konselor sekolah mengambil topik layanan yang benar-benar dibutuhkan dan diminati siswa. Kemudian model pembelajaran yang disarankan adalah Blended Learning untuk mensiasati reduksi jam pelajaran dan pemberian layanan tetap komperhensif serta optimal. Tiada kata tak bisa, kuncinya mau beradaptasi dan melayani sepenuh hati
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI