Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sejauh Mana Memungkinkan Empirisme Sebagai Pengetahuan

14 Januari 2025   21:10 Diperbarui: 14 Januari 2025   21:10 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Yasna Moreno

Bisa saja, memungkinkan pengetahuan dalam ruang abstraksi, dimana mengandalkan instrumen lain, seperti imajinasi dan akal. Keduanya memang berada pada epistem yang sama berkaitan tanpa harus mengandalkan objek inderawi melulu untuk pengetahuan. Imajinasi dan akal bisa bergerak pada tataran objek yang tak hadir sekalipun, namun ia menjadi sesuatu objek sejauh tataran abstraksi "ada" Melalui persyaratan pengetahuan mungkin.

Sehingga, dengan ini ada satu titik terang yang disepakati bersama-sama. Bahwa kebenaran tidak diletakkan pada satu ruang kelas, ideologi, agama, negara, manusia atau makhluk lainnya. Namun, kebenaran itu sangat misterius sejauh ia hadir dalam manusia. Berkaitan dengan pengetahuan manusia, jelas ada sisi ragu, bingung, ketidakpuasan, penasaranan, keingintahuan, dan bahkan pendalaman pada pengetahuan. Baik itu persoalan ada atau tidak adanya pengetahuan, Sama-sama membingungkan dan sangat perlu untuk diketahui. 

Empirisme adalah bagian kemampuan manusia memperoleh pengetahuan dengan Syarat-syarat instrumen inderawi manusia. Merasakan, mendengar, melihat, dan mencoba kesekian kali oleh tubuh adalah jalan yang diberikan oleh empirisme memperoleh pengetahuan, namun empirisme bukan postulat satu-satunya kebenaran dari pengetahuan, melainkan salah satunya dari sekian banyak instrumen jalan memperoleh pengetahuan dan kebenaran.

Sumber Bacaan;

1. Suriasumantri, J. S. (2007). Filsafat ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

2. Hakim, A. A., & Saebani, B. A. (2008). Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia.

3. Bagus, L. (1996). Kamus filsafat. PT Gramedia Pustaka Utama.

4. Burhanuddin, N. (2018). Filsafat ilmu. Kencana.

5. Vera, S., & Hambali, R. Y. A. (2021). Aliran rasionalisme dan empirisme dalam kerangka ilmu pengetahuan. Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin, 1(2), 59-73.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun