Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Melangkah Sedikit Keluh untuk Hidup Sekali

11 Januari 2025   21:04 Diperbarui: 12 Januari 2025   19:56 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Menjalani waktu dan menikmati hidup. (Sumber: KOMPAS/CHY)

Ini sudah cukup jauh. Tempat yang begitu tidak hangat bagiku untuk mengeluh. Rasanya lelah, berada dalam perjalanan yang tak pernah sampai. 

Namun untuk mengeluh saja, aku sungguh-sungguh engan melakukannya. Bukan karena apa?, aku hanya tahu, apa yang menyebalkan dalam perjalanan hidup ini bukan sesuatu yang akan mengabadi, tentu, ada waktu untuknya pergi, dan datang dengan versi yang lebih baru. 

Sudah jauh, namun tak pernah sampai. Mengeluh, tentu bukan sesuatu yang berlarut-larut. Akan ada masa, dimana keluh kesah adalah sesuatu yang membahagiakan, tetapi bukan dengan sandaran seseorang, melainkan untuk diri sendiri yang tak pernah sampai. 

Tentu, itu adalah sesuatu yang pasti, hidup tidak akan berjalan seindah yang di Film-film, jikapun ada masalah, bisa secepat selesai dengan beberapa jam, dan bahkan beberapa episode. 

Namun, hidup adalah keabadian selagi bernafas, meski saja ada tantangan untuk hidup yang begitu padat dan pelit akan kebahagiaan ini. Kita tahu, bahwa semuanya akan berjalan sesuai dengan versinya, dan kitalah yang menulis, menentukan dan menjalankan semua yang saat ini di hadapan mata kita. 

Kita tahu, tidak akan lancar sebagaimana rencana, namun begitulah hidup, kalau tidak ada tantangan, bukan kehidupan bermakna namannya. 

Manusia, punya ruang toleransi untuk hidup mencari dan memaknai kehidupan. Selagi masih hidup punya diri sendiri, sadar dan paham. Maka pilihan sendiri dalam menjalani kehidupan adalah versi paling terbaik. Karena, kita bebas, kita menjadi manusia pemberani untuk melangkah, memutuskan dan beraksi dengan bijaksana.

Hidup adalah gerakan, selagi ada proses pergerakan. Maka itulah hidup, entah dari nafas, dengan langkah kaki, hingga pada gerakan apa yang telah dibuat untuk menjalankan kehidupan. 

Hidup manusia dijalani dengan banyak model dan berisikan kisi-kisi misteri ruang kosong tanda tanya, menyatakan dan mengatakan siapa kita ketika berani bertanya dan menjalankan kehidupan ini dengan mandirinya. 

Sumber : Faraz / Pinterest
Sumber : Faraz / Pinterest

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun