Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Immanuel kant: kita tidak bisa mengenal seorang seutuhnya

25 Desember 2024   12:59 Diperbarui: 25 Desember 2024   12:59 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sehingga inilah yang akan menjadi alasan kita semua untuk mengatakan jika kita di hadapkan dengan pertanyaan kalimat "mengapa kamu tidak peka", " Kenapa kamu tidak peduli kepada keluargamu", " Mengapa kamu mengabaikan dia", "kamu tidak pernah mengerti aku" Dan seterusnya. Maka kita akan menjawab seperti yang pernah di ikuti dalam pemikiran Immanuel Kant tentang epistemologi fenomena dan noumena bahwa "Aku hanya mengenalmu seperti apa yang aku lihat (fenomena) dan tafsirkan, dan bukan seperti yang kamu sebenar dalam dirimu yang kamu miliki(noumena), sehingga wajar saja aku salah dalam memahamimu, karena aku tidak mengenal mu sebagai kamu seorang secara utuh dan total, tetapi aku yang memahamimu sebagai aku seorang yang menafsirkanmu".

Memang ini cukup lebay, tetapi percayalah, apa yang dikatakan oleh Immanuel Kant tentang fenomena yang selalu duduk pada perkara relatif pengetahuan dengan noumena yang melekatkan diri pada konsep an sich (dalam diri) yang bisa dikatakan langkah proses paling mudah untuk mengenal seseorang, tetapi mustahil untuk dilakukan oleh bagian eksternal. Bahkan dalam dikatakan sangat untuk membuktikan bahwa kita sendiri memahami diri, sebab kita belum berada di tataran kesadaran. Sehingga Bodohlah kita jika berani mengatakan kita mengenal seseorang, sedangkan diri kita sendiri belum kita kenal sama sekali, atau bahkan kita sama sekali mengatakan kita mengenal seutuhnya orang lain yang kita sebut dekat, namun sejauh apa yang kita lihat dan rasakan, bukan murni apa orang itu sendiri sebenarnya.

Oleh karena itu, aku dan kamu tidak sama sekali saling mengenal seutuhnya. Siapapun itu, manusia manapun itu. Tidak pernah seutuhnya saling mengenal, sebab pengenalan yang dilakukan hanya pada tataran fenomena yang dikatakan oleh Immanuel Kant sebagai pengetahuan inderawi dan persepsi rasio sejauh yang diketahui. Sedangkan jika seseorang berusaha mengenal dalam Noumena sangat mustahil, mengenal yang ada dalam dirinya adalah sesuatu yang mustahil, meskipun kita berusaha untuk dekat sedekatnya dengan orang lain. Kita tidak akan mungkin mengenal secara Noumena, bahkan untuk kita sendiri sekalipun, kita tak pernah mengenal diri sendiri (an sich). sehingga kita adalah misteri itu sendiri, memahami orang lain seutuhnya sama halnya kita adalah orang yang sedang krisis pemahaman. Sehingga pandangan Kant tentang fenomena yang menjelaskan apa yang kita ketahui dan bisa berubah-ubah dan jelas kita memiliki pengetahuan terhadap orang lain akan selalu berbeda, sehingga dalam pandangan Kant ini sendiri, mustahil untuk mengenal dan memahami orang lain secara utuh, sebab yang utuh dan total hanya dalam dirinya (an sich) terletak pada pengetahuan noumena yang tak bisa manusia ketahui, namun manusia percaya itu ada sebagai yang ideal dan sempurna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun