Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ketidaktahuan Sebagai Pengetahuan

18 Desember 2024   14:05 Diperbarui: 18 Desember 2024   15:41 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ketidaktahuan bukan membuatmu tidak tahu sama sekali. Namun membuatmu mengetahui kapasitas pengetahuan mu sendiri"

Dibalik ketidaktahuan, itu adalah pengetahuan sendiri. Sebut saja ketidaktahuan itu sebagai keterbatasan, namun semakin jauh menelaah nya, maka ketidaktahuan bukanlah tiadanya pengetahuan di sana. Melainkan, ketidaktahuan adalah idealisasi dari pengetahuan itu sendiri. Dengan maksud bahwa ketidaktahuan manusia merupakan jalan panjang untuk membedah pengetahuan yang mungkin di dalam nya, bagaimana telah dikonfirmasi bahwa pengetahuan adalah keseluruhan yang ada. Maka, ketidaktahuan terlihat sebagai probabilitas yang memungkinkanny. 

Pengetahuan adalah sebuah ketidakpastian, sebagaimana jalan perjalanan relatif yang menyertainya sebagai postulat, jejak pemahaman yang dilekatkan di dalam pengetahuan adalah sejauh mana seorang manusia sebagai subjek mencari menemukan, bukan tentang totalitas atau yang ada dalam dirinya (an sich). Melainkan, tentang sejauh mana penangkapan subjek terhadap objek, pemberlakuan relatif sebenarnya melangkah dari hal ini. Dimana, ketidaktahuan adalah Menyertainya, evolusi pengetahuan menandakan demarkasi pengetahuan manusia dengan objek pengetahuan. Sebab pengetahuan objek adalah yang melekat sebagai imanensi terhadap diri sendiri (an sich). Sedangkan pengetahuan manusia adalah hasil persepsi manusia menangkap pengetahuan itu sendiri. Jalan yang panjang tentu tiada habis, usaha memaksimalkan penemuan sebagai pengetahuan adalah usaha tiada cepat. Evolusi pengetahuan menjelaskan usaha itu sebagai perjalanan untuk mencapai banyak hal, demikian menyinggung bagaimana pengetahuan menjadi sebuah wacana yang tiada batas, menandakan pengetahuan akan memproduksi banyak hal, selagi masih ada subjek yang memahami, yakni manusia sendiri. 

Berkaitan akan hal ini, jelas ketergantungan pengetahuan adalah atas manusia sendiri. Namun, tidak ditemukan benang merah yang menjadi jalan pengetahuan itu paling mungkin, sebab ketika apa yang diketahui ditemukan, lalu dicoba telusuri dengan berbagai cara, maka mereka akan memproduksi pengetahuan melalui tahapan sintesis dalam proposisi-proposisi sebagai premis awal, sehingga hierarki paradigma berfikir yang di kontruksi kan berupa paradigma fenomena, dimana apa yang diketahui sebagai pengetahuan adalah apa yang subjek fahami sejauh melalui sintesis tersebut. 

Kemudian berkaitan dengan sintesis, tentu tiada totalitas. Tetapi itu adalah fenomena yang di sepakati sebagai pengetahuan, tetapi secara kentara terlihat ruang lingkup berbeda satu sama lain yang menyebabkan demarkasi begitu lebar, antara yang diketahui dengan apa yang memang ada di dalam diri yang diketahui. Manusia hanya sebatas apa yang diketahui, dan mengenal ideal sebagai jarak pengetahuan, namun tidak pernah sampai disana karena dirinya sendiri pun sebagai subjek sekali pun tidak memahami itu secara utuh, namun secara konseptual itu ada untuk menjadikan parameter kemungkinan-kemungkinan pengetahuan yang lain. Sehingga, yang menjadi rujukan untuk mendekati semua itu adalah tak lain dari ketidaktahuan. 

Eksistensi ketidaktahuan adalah kesempurnaan total, tidak pernah secara total ketidaktahuan itu sendiri dikenali, sebagaimana manusia tidak mengetahui yang ada sebagai pengetahuan, bahkan itu telah melalui tahapan validasi. Ketidaktahuan adalah titik terang untuk membawa arus perjalanan dalam sebuah Rentetan probabilitas pengetahuan, dimana pengetahuan yang masih mungkin adalah pengetahuan itu sendiri, namun tidak menemukan kesempurnaan jelasnya. Sehingga, ketidaktahuan memposisikan mengisi, sekaligus menjadi yang ideal dan sempurna dalam pengetahuan manusia. 

Misteri jelas adalah bagian ketidaktahuan, bahkan ini juga mengkonfirmasi bagaimana keterbatasan dari pengetahuan yang ideal. Contoh lain seperti definisi, ruang lingkup dan aksiomatis meniadi keterbatasan, namun sifatnya akademik dan kolektif. Namun dalam kacamata yang lebih luas itu membuat sesuatu objek pengetahuan menjadi terbatas, namun itulah yang sampai kepada manusia, sehingga daripada mengatakan ketidaktahuan, maka manusia memanipulasi secara kolektif pengetahuan tersebut sebagai sebuah wacana-wacana yang akan terus menerus di perbincangan setiap masa. 

Ketidaktahuan membuat seseorang berfikir tentang banyak hal, bahkan dalam sejarah pengetahuan sekalipun. Sebut saja mereka para pemikir, filosof, ilmuwan dan bahkan para perenung yang handal memiliki jalan ketidaktahuan masing-masing, sehingga membuka peluang lebar untuk mereka mengagas pemikiran sendiri. Namun, ketidaktahuan tidaklah diungkapkan sebagai ketidaktahuan, melainkan ketidaktahuan itu diungkapkan sebagai sesuatu yang ideal dan total, dimana manusia tidak akan pernah sampai disana.

Sebagai penutup, izinkan tulisan ini menyampaikan satu sabda olah fikiran dari filosof bernama Socrates berkaitan dengan ketidaktahuan pun bisa menjadi pengetahuan manusia sendiri ketika ia menyadari nya. Socrates pernah berkata. 

"Aku tahu, bahwa aku tidak tahu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun