Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pasti, Semua akan Berlalu

16 Desember 2024   01:05 Diperbarui: 16 Desember 2024   01:36 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Bored Panda

"Semua akan berlalu, tiada sedih dan bahagia yang abadi di dunia ini. Semua akan berlalu, seperti aku dan kamu yang berdatangan dan pada suatu masa akan siap atau tidak pergi, atau ditinggalkan"

Hidup itu penuh cerita, dan kitalah pendongeng handal dalam alur ceritanya. Hidup itu penuh kisah-kisah romantis, namun di balik sisi ada kisah tangis yang tak bisa kita abaikan. Sehingga begitu menarik hidup ini.

Tidak semua orang menderita selamanya, dan tidak semua orang melulu bahagia selamanya. Kita, jika percaya dengan takdir Tuhan punya porsi dan waktu untuk takdir masing-masing. Namun, semua itu kembali kepada setiap diri sendiri. Apakah mau memperjuangkan atau tidak. 

Kita punya satu pegangan yang kuat dalam keimanan, bahwa setiap hal yang terjadi hari ini, baik yang kecil sampai dengan besar adalah peran kita dan takdir dari Tuhan. Jika kita sejak awal menanam kan itu semua, maka rasa kecewa akan sedikit berkurang, dan rasa bahagia lebih banyak kita nikmati dengan bijaksana. 

Satu hal yang akan saya ucapkan sejak awal adalah semua hal akan berlalu, semua hal akan berjalan dan tidak ada yang selamanya singgah bersamamu. Semua berlalu seiring waktu dan bagaimana kita semua. Semua akan berlalu, dengan perjalanan yang kita pilih bagaimana dan kemana. Semua akan berlalu, dan apapun yang telah terjadi bukan sesuatu yang abadi. Sehingga, nikmati setiap hal itu dengan moment terbaik dan bijak, dan hindari rasa kepemilikan atas waktu yang bahagia dan benci atas rasa menderita. 

Jujur, kita tidak bisa lari dari hidup ini. Karena sejak kita menerima takdir hidup di bumi. Kita sudah dalam takdir yang begitu beragam. Sadar atau tidak, tahu atau tidak, dan mau atay tidak. Kita berada di kehidupan yang tak pernah sama kita jamin 100% seperti apa. Kita hidup dengan proses yang sangat panjang dan rumit, dengan beragam cara kita menebak takdir kehidupan. Kita hanya tahu satu hal dalam hidup, bahwa semua hal yang kita lalui, semua hal yang kita tertawakan, semua hal yang kita nikmati, dan semua hal yang kita takuti, akan suatu masa ia akan berlalu. 

Semua akan berlalu, dan kamu dan aku harus tau itu. Kita adalah sekumpulan harapan yang ingin sekali setiap hari memeluk kebahagiaan, dan berlindung dari penderitaan. Kita, dalam setiap harinya ingin sekali menikmati proses yang sangat panjang untuk sekedar berbahagia, entah sendiri atau bersama orang-orang tercinta. Namun berusaha menghindari rasa sakit dan kecewa atas diri yang gagal, atau selepas di kecewakan. 

Sebagaimana apa yang di ucapkan oleh seorang pemikir atau filsuf Yunani bernama Herakleitos, mengatakan bahwa hidup tidak pernah seperti hal yang sama setiap kalinya. Hidup, seperti bagaimana setiap waktu akan terus menerus berubah. Tidak ada yang menetap, semua moment, hal, dan apa yang ditemui dan dilakukan akan terus menerus berubah. Umur, seseorang, dan bahkan waktu pun akan berubah. Setiap orang tidak mungkin akan melewati sungai yang sama pada langkah kedua kalinya, sungai yang pertama bukan sama seperti sungai yang dilewati kedua. Karena, sudah banyak hal yang berubah setelah Melewati yang pertama. 

Adapun dalam kisah yang umum sekali di dengar, dimana seorang nabi sekaligus raja bernama raja Solomon atau raja sulaiman, ia memiliki satu cincin yang sangat terkenal diberikan oleh para Penasehat terbaiknya, dalam cincin itu tertuliskan "semua ini pasti berlalu". Sehingga disinilah nabi sulaiman memahami hidup dengan keberlimpahan harta tidak membuatnya sombong, melainkan menyadari semua itu hanya titipan, dan suatu masa yang tak diketahui, bisa saja Tuhan mengambil semuanya dalam sekejap mata. 

Semua akan berlalu, sebagaimana kisah dalam contoh sebelumnya. Kita semua, memahami bahwa hidup bukan soal bahagia, sedih, tawa, tangis, dan luka yang menetap. Tetapi, hidup adalah sebagaimana jauhnya kita dewasa menghadapi setiap masalah dengan bijak, dan seberapa faham atas kecukupan rasa syukur atas berbagai nikmat. Semua akan berlalu, dan semua akan berdatangan dan sekaligus ada masanya akan pergi

Semua itu adalah moment hidup yang telah Tuhan rencanakan untuk kita. Aku dan kamu adalah kita, dan setiap kita punya porsi dan waktu untuk semuanya, kusebut itu takdir dan kusebut cara menjemputnya dengan usaha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun