Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ecobodyisme: Tata Letak Kesadaran Diri Dan Dikotomi Keutuhan

15 Desember 2024   17:35 Diperbarui: 15 Desember 2024   17:35 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Freepik / Pinterest

Membangun diri dari ketidaktahuan, manusia bukan menghadirkan diri, namun lebih tepatnya mereka menyadari diri mereka ada. Manusia, bukan mahkluk yang tiba-tiba ada, namun mereka adalah bagian dari alam semesta yang begitu unik dan luar biasa. Keunikan ini membawa manusia kadang lupa, bahwa kehadiran mereka adalah satu, satu dengan alam. Bukan karena keinginan dan melakukan penyatuan, tetapi, manusia menyadari mereka sejak awal telah bersatu, dan tak akan mungkin terpisah dari semua nya, termasuk diri, tubuh dan alam. 

Ecobodyisme merupakan salah satu konsep yang membawa kesadaran ini, dimana didalamnya menerangkan bagaimana menyebut manusia yang tersadar diri sebagai subjek yang hadir. Subjek yang hadir dalam ecobodyisme adalah manusia yang memahami diri mereka dengan kesadaran total bahwa diri, tubuh dan alam memang sejak awal dalam keutuhan tanpa penyatuan. Konsep ecobodyisme menjadi tawaran bagi banyak manusia hari-hari ini merasa jauh dari alam, kemudian mereka berbondong-bondong datang ke alam untuk menjaga alam, melestarikan alam, dan bahkan ada manusia yang merasa berusaha menyatu dengan alam.

 Di sini lain, banyak manusia yang hari ini begitu rentan dengan diri mereka. Menganggap diri mereka dalam aspek mental dan fisik terlalu lemah. Kemudian, anggapan itu lalu mengkonstruksi alam sadar mereka untuk berusaha berdamai dengan diri, menjaga tubuh, melakukan olahraga dan makan-makanan yang sehat. Usaha ini dilakukan murni dengan kesadaran menjaga tubuh untuk tidak sakit dan terluka parah ketika mereka yang sbelumnya mengabaikan diri dan tubuh. 

Dalam konsep ecobodyisme menawarkan sesuatu yang berbeda, berbeda dalam hal ini bahwa diri, tubuh dan alam tidak pernah dilakukan penyatuan. Tidak ada istilah menyatu dengan tubuh dan menyatu dengan alam. Yang ada hanyalah menyadari diri bahwa sejak awal manusia memiliki tubuh, sejak awal manusia memiliki alam sudah ada tanpa sadar atau tidaknya manusia. Diri adalah subjek yang hadir, dimana diri sebagai aspek ontologis metafisik menjelaskan tentang tubuh dan alam yang memang sejak awal sudah ada secara total, tugas manusia dalam hal ini adalah menyadari semua itu. 

Dalam konsep ecobodyisme, kesadaran diri membawakan pemahaman bahwa tidak ada ruang jauh manusia dengan diri sebagai tubuh dan alam. Manusia, dengan kesadaran diri haruslah menyadari diri mereka adalah tubuh itu sendiri, sekaligus mereka hidup dalam alam yang utuh tanpa ada penyatuan. Secara total, manusia sebagai diri, tubuh dan alam sudah hadir tanpa dihadirkan. Kesadaran akan inilah yang harus dibangun sejak awal, sehingga bukan proses penyatuan dilakukan, melainkan kesadaran diri untuk bergerak melakukan karena semuanya ini satu, semuanya ini sudah ada tanpa manusia mengada-adakannya. Ecobodyisme menjelaskan yang harus dilakukan manusia adalah tetap menyadari diri sehingga mereka tidak melupakan siapa mereka sebenarnya. 

Kesadaran diri menjadi landasan pertama dalam konsep ecobodyisme, kemudian dalam konsep bagian kedua adalah dikotomi keutuhan, sebagaimana yang dijelaskan tentang kesadaran diri yang utuh tanpa penyatuan. Dikotomi keutuhan menjelaskan banyaknya varian kehidupan ini, berupa tumbuhan, benda mati, tubuh manusia dan bahkan alam adalah dikotomi yang memang berbeda. Namun tetap saja, semua dikotomi ini adalah bagian keutuhan yang gak bisa menjauh dari alam sendiri. Tubuh yang difahami manusia tidaklah terpisah dari diri, sebaliknya diri tidak akan terpisah dari tubuh. Dan alam tidak akan mungkin terpisah dari tubuh jika ada diri, dan begitupun tubuh akan selalu berada di alam bersama diri. Sehingga Sadar atau tidak; tahu atau tidak; dan mau atau tidak. Semua dikotomi ini adalah keutuhan yang utuh secara total tanpa manusia yang melakukan penyatuan dan keutuhannya.

Konsep ecobodyisme menjelaskan tentang integral kehidupan secara sadar akan pertanggungjawaban diri sendiri. Ini mengusahakan bagaimana manusia, sebagai subjek yang hadir tidak lagi merasa mereka jauh dari diri, tubuh dan alam. Ecobodyisme memberikan proklamasi konsep kehidupan yang dimulai dari individu yang hidup dengan membawa obor Prometheus yang berisi kesadaran diri untuk memahami tenang keutuhan ini, bukan obor keinginan berbagai cara untuk menyatu. Keinginan Untuk menyatu dan bahkan keinginan untuk hadir dalam konsep ecobodyisme tentu di tolak mentah-mentah. Karena ketika mereka berfikir untuk menyatu dan menghadir, maka fikiran itu berasal dari diri mereka yang terpisah. Padahal, sejak awal, sejak mereka ada atau tidak sekalipun, smuanya sudah ada. Tinggal, hal yang dilakukan manusia adalah menyadari ini semua. Kemudian, memahami langkah intensitas seperti apa yang dilakukan dalam dikotomi-dikotomi keutuhan dari segala sesuatu ini.

Intensitas membawa diri untuk lebih ada, lebih ada artinya kesadaran diri atas semuanya secara total lebih bisa dipertanggungjawabkan. Intensitas menandakan bahwa manusia bisa bergerak tanpa merasa mereka terpisah dari semua ini. Intensitas adalah kecenderungan seseorang melakukan sesuatu secara spesialis, namun tetap menyadari semua ini berada pada totalitas yang utuh, tanpa penyatuan oleh mahkluk manapun.

Dengan membangun intensitas, seperti bagaimana kehidupan optimisme manusia. Lalu menjalani sesuatu yang memang hadir tanpa dihadirkan, memahami bahwa apa yang dilakukan tentu bukan kehendak total. Sebab semua yang hadir dan utuh ini bukan sesuatu yang bisa dikatakan dikendalikan, melainkan ada ruang dimana manusia hadir secara total, namun mereka bisa menyadari diri dengan banyaknya ragam pengetahuan dikotom keutuhan. Namun, pada intinya, semua itu hadir dengan kehadiran total. Lalu intensitas menjadi pemantik eksistensi, dimana semakin tinggi intensitas terhadap sesuatu hal, maka semakin manusia memahami atas pengetahuan terhadap sesuatu tersebut. Terlihat jelas dan difahami secara lugas, bahwa intensitas menentukan ruang lebih tinggi frekuensi kesadaran diri. Namun, pada dalil fundamental nya adalah kesadaran atas diri, tubuh dan alam adalah keutuhan tanpa penyatuan.

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun