Sehingga untuk menutup pemahaman kita tentang ecobodyisme ini, maka kita akan mengatakan sesederhana mungkin bahwa ecobodyisme merupakan konsep kesatuan dari banyak disiplin ilmu, seperti ilmu ekologi, ilmu sosiologi yang secara khusus soal teori fungsionalisme struktural dan evolusi sosial, kemudian ilmu filsafat dalam kajian transendentalis, kemudian dalam kajian ilmu sosial politik dan bahkan kajian keperempunan. Dimana titik singgung dari konsep ecobodyisme menawarkan subjek yang hadi yang disebut orang-orang yang memiliki kesadaran untuk memahami dengan kesadaran diri bahwa keutuhan atas diri, tubuh dan alam bukan dilakukan atau di konstruksi, melainkan di sadari bahwa sejak awal semua dari diri, tubuh dan alam telah menyatu tanpa kita yang melakukan Penyatuan nya. Meski kita di tunjjukan terhadap dikotomi keutuhan, tetaplah pada hakikatnya semua mereka bersatu, hadir, dan utuh tanpa individu atau subjek yang menyatukan, tanpa dihadirkan dan tanpa kita sadari semua tentang kita di alam semesta ini adalah utuh.Â
Kita semua adalah keutuhan tanpa Penyatuan. Ecobodyisme memberitahu kepada kita semua bahwa persoalan perbedaan adalah intensitas yang kita sendiri buat atas kesadaran diri yang memiliki tubuh dengan ruang koneksi ruang kehidupan di alam ini. Oleh karena itu, konsep ecobodyisme sangat cocok untuk semua orang yang berani untuk menyadari, dan tidak sok-sokan membuat Penyatuan, penghadiran terhadap sesuatu yang memang sejak awal sudah ada. Kita tidak bisa menjauh dari tubuh kita sebagai subjek dan objek, ini berlaku juga ke pada alam dan sosial kehidupan. Sehingga kita tidak pernah utuh mengenal sesuatu yang menjadi ruang dikotomi nya, namun kita benar-benar sadar bahwa semua ini dalam keutuhan nya sendiri tanpa kita bisa mengetahui semua kebenarannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H