Menulislah, itu adalah caramu abadi di dunia penuh kenangan ini!
"Kamu siapa?, dan siapa orang yang kamu bilang tadi? "Â Ini adalah pertanyaan ku sendiri yang bisa dibilang cukup ontologis. Tetapi percayalah, pertanyaan ini mungkin saja di masa depan akan di ulang kembali oleh banyak orang dengan versi mereka. Dimana satu hal yang mereka tanyakan, apakah aku atau kamu benar-benar ada di dunia ini sebelumnya?. Jelas kamu adalah manusia yang membaca tulisan ini melalui gadgetmu, dan aku percaya sekarang kamu ada. Namun bagaimana suatu saat nanti, apakah kamu ada?.Â
Jika kamu tidak bisa hidup abadi. Maka biarkan, tulisanmu yang membuat mu abadi. Banyak orang-orang melihat bahwa kamu tidak pantas untuk terkenal dan dikenal banyak orang. Kamu hanyalah orang bodoh yang mencoba untuk tampil hebat di dunia ini. Namun kamu tidak perlu membuktikan nya, kamu hanya mengenal dirimu dan memperkenalkan dirimu dengan menulis, yang membuatmu abadi dan selalu ada.Â
Jujur saja, kamu atau aku adalah manusia, namun perbedaanya adalah cara kita meluapkan kehidupan. Namun seringkali kita punya satu tujuan, untuk bisa hidup abadi, meskipun kita sama-sama tahu hidup di dunia penuh kekonyolan ini terlalu membagongkan.
Tidak ada yang hebat terlihat darimu, kamu dan aku seperti sama saja kebanyakan orang. Berjalan, makan, tidur, bernafas dan bisa jatuh cinta. Jadi tidak ada yang spesial darimu, tetapi setidaknya kamu adalah manusia yang pernah hidup, pernah merasakan krisis identitas, dan mungkin saja kamu adalah satu-satunya seperti dirimu sendiri. Sehingga apa?, abadikan dirimu di dunia ini sejauh caramu abadi.Â
Aku sendiri menawarkan kamu menulis saja, dengan menulis dan mengabadikan tulisanmu ke dunia. Kamu bisa abadi, meskipun aku tau, tulisan kita sama-sama jelek bukan?. Tetapi, jangan pedulikan kualitas tulisanmu untuk pertama kalinya, abadikan semua komentar buruk tentang tulisanmu, oleh orang lain atau oleh dirimu sendiri. Kembangkan dan perbaiki sebaik mungkin tulisanmu yang bagimu bisa dilakukan, dan menulis saja meskipun aku dan kamu punya tulisan yang sangat-sangat buruk.Â
Persetan, bodo amat, siapa peduli. Toh kita menulis untuk bisa abadi, entah siapapun yang membaca nanti di masa depan. Kamu gak perlu terkenal dengan menulis, namun setidaknya kamu pernah menulis, mengartikan kamu pernah hidup dan mencatat jejak dirimu, meskipun itu sekedar sebuah tulisan.Â
Intinya, kamu harus abadi. Kamu harus abadi dengan tulisan jelekmu itu. Kamu harus abadi dengan cara fikir, dan ekspresi melalui tulisanmu itu. Aku percaya, kau hebat, meskipun kepercayaan ku ini sering diragukan oleh caramu yang ambigu dalam mengambil keputusan.Â
Kita sama, ingin bisa bermanfaat, menulis saja menurutku. Karena, itu adalah jalan alternatif untukmu bisa abadi, abadi sejauh orang-orang mengenalmu dalam tulisan. Kau harus bisa, menulis dengan aksaramu sendiri. Kamu hebat kok, gak bodoh-bodoh amat. Kamu bisa nulis, menulis semua hal dengan serangkai kata-kata yang kau hikmatkan dalam sebuah kalimat tak cukup panjang. Namun bagiku, itu cukup membuatmu abadi, abadi dengan caramu menulis kisah yang begitu random itu.Â
Aku tau, kau tak ahli dalam merangkai kata-katanya. Namun percaya saja dulu, kau hebat dan bisa melakukan semua itu dengan semaksimal mungkin. Gak ada toh orang-orang hebat sekali jalan, bahkan para nabi pun berporses bukan?. Jadi mari fikirkan dan renungkan!, bahwa kita sama-sama belajar untuk abadi dengan menulis, meskipun abadimu harus dengan proses dan hasil yang cukup panjang.Â