Tetapi, melihat hari ini, dan apa yang telah di jelaskan sebelumnya tercatat jelas. Bahwa, Demokrasi adalah sistem yang tidak bisa menjamin kehidupan berbangsa dan bernegara dalam frekuensi harmonis. Bahkan, disitulah melihat kejahatan banalitas atas nama kepentingan rakyat, bahwa demokrasi hari ini jelas menampilkan mana rakyat menindas rakyat, rakyat memperkaya rakyat, rakyat untuk rakyat, rakyat menangisi dan di tangisi rakyat, rakyat disumpahi rakyat, rakyat dijahati rakyat, rakyat dimunafikkan rakyat, rakyat dicabuli rakyat, rakyat di buang rakyat, rakyat dan rakyat. Semua rakyat, merasa paling rakyat, karena demokrasi adalah persoalan rakyat, maka semua bisa di negosiasi atas nama rakyat juga.Â
Semua soal demokrasi hari ini, dimana melihat kembali, apakah demokrasi memang solusi yang utama dari sekian banyak sistem yang ada. Jikapun iya, maka mari medekonstruksi seperti apa demokrasi, baik dalam definisi maupun konsep yang di hadirkan. Jangan sampai terjebak pada sumbu demokrasi dengan rakyat yang egois atas rakyat yang demokratis.Â
Tidak ada yang menghapus kejahatan, bahkan demokrasi sekalipun. Karena apa yang pernah di katakan oleh ilmuwan politik dan filsuf Inggris bernama Thomas Hobbes (1588-1679) bahwa manusia adalah makhluk yang selalu tidak puas dan selalu mencari keuntungan untuk dirinya sendiri, mencapai kepentingan dan tujuan meskipun harus memakan daging sesama saudaranya. Homo homini lupus mengartikan bahwa manusia adalah serigala bagi sesama, menandakan bahwa manusia sejak awal punya tujuan untuk berkehendak mencapai sesuatu dengan tidak dihalangi, jika dihalangi sekalipun, menyingkirkan dengan kekerasan dan sistem adalah jalan terbaik mencapai tujuan. Dalam demokrasi pun seperti itu, meskipun cara yang dilakukan cukup menggunakan sistem yang terstruktural dalam mencapai tujuan, meskipun harus mengorbankan banyak pihak. Toh, argumen nya adalah semua itu untuk rakyat, dan dirinya adalah rakyat yang diperuntukkan kebijakan untuk dirinya sebagai seorang rakyat yang bejat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H