Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Absurdisme, Hidup yang Bermakna Omong Kosong

13 Oktober 2024   19:36 Diperbarui: 13 Oktober 2024   19:45 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : G&G / Pinterest

Menjadi manusia otentik ialah melawan beragam makna hidup yang tidak penting, tidak berguna dan terlalu menjadi pembeo ulung. 

Faham absurdisme pun adalah faham yang menjelaskan pengikutsertaan atas makna, yang tak lain dari makna absurdisme itu sendiri. Walaupun orang-orang berusaha untuk mengingkari makna hidup dengan versi nilai-nilai mereka sendiri, lalu kemudian menghapus beragam nilai yang dianggap banyak orang sebagai yang benar. Kemudian, memilih untuk bersikap bahwa hidup ini absurd, maka sama halnya manusia dengan penghapus makna menjadi absurd ini sendiri menjalani nilai hidup dengan tak memaknai hidup. Lebih tegasnya, memaknai hidup dengan kebebasan dan tidak terikat pada yang lain, menghapus beragam nilai kehidupan,lalu menjadikan diri sebagai manusia dengan hidup penuh ketidakbermaknaan. Dengan menganggap hidup tidak bermakna, maka sama hal nya mereka menilai hidup memiliki makna tidak memiliki nilai. Jadi terlihat jelas paradoks dari absurdisme. Meskipun menganggap independen dan kebebasan atas segala nya dalam penghapusan atas nilai kehidupan. Namun, mereka tetap memegang prinsip jenis aliran lainnya sebagai penghapusan tersebut. Sehingga, otentisitas manusia pada dalil ini ialah otentisitas individual dan terbebas dari belenggu-belenggu kebenaran yang banyak.

Manusia otentik dalam absurdisme seperti pada pandangan tokoh-tokoh pemikirnya adalah mencoba mendestruktifkan nilai yang disusun oleh masyarakat, negara, maupun kepercayaan. Sebab, dengan nilai yang sudah dibuat tersebut, kebebasan atas manusia memilih tidak pernah bisa dilakukan. Sebab, mereka berada pada ruang alternatif pilihan yang sudah disetting sejak awal untuk dipilih. Bukan murni memilih sabar bebas atas kehendak manusia. Sehingga, apapun bentuk makna kehidupan yang dibuat, jelas ada kepentingan bagi individu penyusun nilai-nilai kehidupan tersebut. Sehingga benar-benar manusia tidak otentik dan memilih makna hidup mereka sendiri. 

Sehingga, orang-orang yang bersikap absurd mencoba datang sebagai kesatria menghapus beragam makna yang telah disusun rapi atas dirinya terlebih dahulu. Mencoba untuk tidak pernah mengamini apapun bentuk struktur kepercayaan yang membuatnya menjadi budak atas model nilai-nilai kehidupan orang banyak.

Apa makna sebenarnya dari kehidupan ini?. 

Maka orang-orang absurdisme akan menjawab, "makna atas hidup hanya memaksakan hidupmu menjadi orang lain. Karena kamu mencoba hidup seperti orang-orang berhasil, dan kemudian menganggap dirimu bisa seperti itu, dan tindakan itu jelas konyol bukan? ".

Orang-orang absurd jelas akan memberontak jika ditanyakan tentang makna hidup, mereka lebih jelas membaca dan menjalani realitas sesungguhnya. Abai pada makna hidup dengan beragam jenis model yang tidak jelas. Mereka berusaha hidup untuk bebas atas diri mereka dan menjadi manusia otentik, otentik dalam arti kebebasan atas memilih, dan menerima segala konsekuensi atas pilihan itu sendiri. 

Tidak peduli, apa yang terjadi setelah kehidupan nanti, apa yang menjadi rancangan dunia atas makna hidup. Bagi orang-orang absurd jalani saja hidupmu sendiri, hidup adalah saat ini, di masa lalu hanyalah kisah yang diceritakan, lalu tentang masa depan, yang entah seperti apa nantinya. Tidak peduli dalam bentuk apa, nilai-nilain kehidupan adalah kontruksi yang selalu membuat manusia kecewa, berharap sepanjang massa pada hasil dan bahkan ada setelah kematian. Namun bagi orang-orang absurd adalah "omong kosong" Saja, yang membuat manusia sulit berkembang, sehingga langkah mereka tak lain menjadi diri mereka, manusia otentik yang tidak bergantung pada nilai-nilai atau makna, melainkan menjalani saja kehidupan sebaik mungkin hari ini, tanpa mempedulikan keesokan hari dan menyesali masa lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun