Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Otak Manusia

6 Oktober 2024   23:53 Diperbarui: 7 Oktober 2024   03:14 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Mariella / Pinterest

Apa itu otak, dan bagaimana otak itu bekerja? 

Otak adalah organ kompleks yang mengendalikan pikiran, ingatan, emosi, sentuhan, keterampilan motorik, penglihatan, pernapasan, suhu, rasa lapar, dan setiap proses yang mengatur tubuh kita. Bersama-sama, otak dan sumsum tulang belakang yang memanjang darinya membentuk sistem saraf pusat, atau SSP.

Fungsi otak manusia dapat dilihat sebagai inti dari seluruh mekanisme kehidupan, memainkan peran yang sangat krusial dalam proses berpikir, perasaan, dan tindakan. Otak adalah pusat kendali yang mengatur hampir semua aspek dari eksistensi manusia. 

Layaknya sebuah prosesor yang luar biasa kompleks, otak bekerja dengan memproses segala informasi yang diterima tubuh, mulai dari gerakan, rasa bahagia, rasa sakit, hingga rasa cemas.

Dalam kehidupan sehari-hari, otak manusia bukan hanya pusat kesadaran, tetapi juga penentu kelangsungan hidup. Tanpa tangan, kaki, atau bahkan indra seperti mata, hidung, dan telinga, manusia masih bisa bertahan hidup. Namun, tanpa otak atau lebih tepatnya tanpa kepala yang menjadi wadah manusia tidak bisa hidup. Sebab, otak adalah pusat kendali pertama yang menggerakkan seluruh aktivitas tubuh dan memelihara fungsi vitalnya.

Salah satu fungsi utama otak adalah berpikir, yang merupakan landasan dari kesadaran hidup manusia. Semakin seseorang berpikir secara mendalam, semakin mereka sadar akan keberadaan dan esensi hidup ini. 

Berpikir kritis, skeptis, dan komprehensif mengangkat manusia ke puncak rantai ekosistem, menjadikannya spesies yang dominan di muka bumi. Kemampuan berpikir inilah yang menempatkan manusia di puncak rantai makanan dan memberikannya kekuasaan untuk mengendalikan dunia di sekitarnya. Manusia mampu mengembangkan peradaban, mengatasi tantangan, dan menciptakan inovasi karena mereka menggunakan otaknya secara maksimal.

Dalam konteks ini, berpikir dapat dianggap sebagai wujud optimalisasi fungsi otak. Ketika otak digunakan untuk berpikir, manusia dapat mempertahankan kehidupannya, baik secara individu maupun sebagai spesies. Otak adalah bagian dari alat inderawi kita, tetapi pikiran atau akal adalah konsep yang lahir dari aktivitas otak tersebut. Berpikir adalah tugas otak, dan melalui berpikir, manusia bisa memahami, merenung, serta menciptakan solusi bagi masalah kehidupan.

Namun, meskipun banyak makhluk memiliki otak, tidak semua memiliki kemampuan berpikir yang setara dengan manusia. Hanya manusia yang dianugerahi akal dan kemampuan untuk berpikir secara rasional. Tuhan memberikan manusia akal sebagai instrumen untuk mengenal, mengetahui, dan memahami realitas yang ada di sekitarnya.

Fungsi otak semakin optimal ketika manusia terus mendapatkan dan memproses beragam informasi. Namun, cara manusia menggunakan otaknya memunculkan dua pandangan utama. 

Ada golongan yang sadar akan kehadiran Tuhan sebagai pemberi akal, memandang kemampuan berpikir sebagai karunia ilahi. Di sisi lain, ada golongan yang menganggap kemampuan berpikir manusia sebagai hasil dari proses seleksi alam, tanpa adanya campur tangan metafisis.

Kedua pandangan ini, meski berbeda secara fundamental, tetap didasari pada kemampuan berpikir yang berasal dari fungsi otak. Bagi kelompok pertama, otak adalah sarana untuk memahami Tuhan dan alam semesta secara lebih mendalam, sedangkan bagi kelompok kedua, otak adalah instrumen untuk memahami realitas dengan cara yang rasional dan objektif. 

Di sini, otak berperan sebagai jembatan antara dimensi metafisis dan realitas empiris.

Intinya, fungsi otak manusia, dari yang paling dasar hingga yang paling kompleks, adalah untuk berpikir. Di awal keberadaannya, otak diciptakan untuk membantu manusia mempertahankan kehidupan, tetapi seiring dengan perkembangan zaman, otak juga menjadi instrumen utama untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi, mengeksplorasi dunia, dan memahami eksistensi manusia di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun