Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemerintah Indonesia Harus Belajar Banyak dari Layanan "Santo Suruh"

8 September 2024   20:10 Diperbarui: 8 September 2024   20:10 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Hari ini, kita menemukan fenomena kacau di negeri ini. Kita menyaksikan dengan seksama, publik dan pemerintah bertengkar hebat karena kebijakan pemerintah. 

Pemerintah Indonesia hari ini, seluruh oknum pemerintah yang berbuat zalim kepada rakyat nya menunjukkan kualitas buruk dari diri mereka. Bahwa, Indonesia di pimpin oleh orang-orang yang tidak berkompeten.

 Memang sejak dari dulu. Indonesia di pimpin oleh mereka-mereka yang tidak memiliki kemampuan di bidang nya. Jika di tanyakan siapa contohnya, silahkan cek sendiri. Tetapi sebagai kisi-kisi, kebanyakan pemerintah kita di huni oleh mereka yang bukan di bidangnya. Sehingga ketika mereka mendapatkan permasalahan dan membuat kebijakan, mereka sulit melakukan nya. Yah benar, salah satu alasannya ialah itu bukan bidang mereka. Namun berkaitan dengan kekuasaan, jelas menghasilkan kepentingan yang notabene nya keuntungan. Jelas akan tergiur untuk masuk di dalam nya.

 Akan tetapi, satu hal yang membuat masyarakat Indonesia geram hari-hari ini. Pemerintah yang memang tidak memiliki kompeten dalam bidang kekuasaannya. Malah membuat masalah publik dengan membuat kebijakan yang merugikan publik. Salah satunya ialah UU cipta kerja yang lebih memihak kepada investor asing. Padahal, Indonesia menganut sistem demokrasi yang mana kedaulatan dan kepentingan tertinggi ada di tangan rakyat. Ini malahan, kepentingan untung diri yang di dahulukan. 

Dasar....

 Bagaimana oknum penguasa kita sudah tidak memiliki bakat memimpin, malah membuat kebijakan tidak menguntungkan publik, dan buruknya Membudidayakan KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) di pemerintahan. Sehingga apa, Indonesia hari ini darurat kepercayaan terhadap pemerintah. Sebab rakyat di berikan kebebasan berdemo, namun tetap tidak di dengarkan. 

Nyatanya. 

"Kita lebih banyak bersistem Demokrasi pancasila tekstual teoritis daripada pengamalan nya".

 Sehingga, yang perlu dibenahi salah satunya ialah pemimpin. Seorang pemimpin yang benar-benar peduli terhadap rakyat.

Memang sulit, karena kekuasaan adalah soal kepentingan dalam keuntungan: dimana sifat manusia terhadap kepentingan tidak lepas untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. 

Sulit menemukan benar-benar pemimpin jujur, adil, serta mendengar apa yang diinginkan publik.

 Seorang pemimpin Indonesia haruslah mereka memiliki ketegasan, integritas, transparansi, akuntabilitas, kharisma, serta mendengar partisipasi publik. 

Memang, tidak menemukan pemimpin yang berkompeten dalam menjalankan kekuasaan. Namun minimal, setidaknya pemimpin di Indonesia tidak ahli berpolitik, namun mereka peka terhadap kepentingan publik.

 Kepentingan publik adalah segala urusan berkaitan dengan individu, komunal dan masyarakat di sebuah negara. Keinginan dan permasalahan publik tentu menjadi tugas pemerintah, sehingga pemerintah harus membuat kebijakan yang bijaksana untuk mengatasi kebutuhan dan permasalahan yang terjadi. Salah satunya ia mendengar, dan sekaligus menjalankan apa kepentingan dari rakyat.

 Jikapun bisa, masyarakat Indonesia akan mencari pemimpin yang benar-benar peduli atas kepentingan publik dalam membuat kebijakan publik. Bisa saja mereka membayar dengan harga mahal seorang pemimpin, namun mereka bersifat profesional, tepatnya mereka dibayar untuk mengurus rakyat. Salah satunya ialah jasa santo suruh. 

Santo Suruh adalah layanan jasa suruhan yang telah berdiri selama 5 tahun. Sebagai pendiri Santo Suruh, Susanto ingin anak muda karang taruna bisa memanfaatkan peluang usaha sekecil apapun.

Santo suruh adalah sebuah komunitas yang mana mereka terdiri dari orang-orang yang mau di suruh untuk melakukan sesuatu hal, dengan tuntas kemudian setelahnya di bayar. 

Karakteristik di dalam pekerja santo suruh adalah "kerja keras, mau kerja, tidak malu kerja, semangat, disiplin, jujur, dan ulet"

Meskipun mereka tidak memiliki ahli dalam satu bidang tertentu. Tetapi, mereka ingin bekerja apapun dengan semaksimal mungkin, dengan upah yang sesuai.

 Seorang pemimpin di Indonesia perlu belajar dari orang-orang yang bekerja di kemitraan "Santo suruh". Mereka mau bekerja, mendengarkan apapun yang mereka suruh. Meski itu bukan di bidang mereka. 

Walaupun mengharapkan uang dari pekerjaan itu tanpa keihlasan membantu, setidaknya mereka melakukan pekerjaan mereka dengan sungguh-sungguh dan mau bekerja sampai selesai, kemudian di upah di akhir kerja.

 Seperti apa yang telah dikatakan sebelumnya, pemimpin kita memang tidak banyak ahli di bidangnya. Namun, mereka malah tidak mendengar aspirasi publik. Padahal dalam bahasa kasarnya, pemerintah adalah pembantu rakyat yang mana mereka ada untuk memenuhi keinginan dari rakyat. Namun malahan kebalikannya, banyak pemimpin mengaku jadi raja dan memperbudak dan bahkan membunuh rakyat dengan kebijakan dibuatnya.

 Para pemimpin harus mencoba belajar dari pekerjaan orang-orang di "Santo suruh". Bekerja dengan kerja keras meskipun bukan bidang mereka. Minimal jangan buat masalah dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat. Kembali pada kepentingan publik, walaupun memang ada para pemimpin yang sifatnya mencari keuntungan pribadi, maka cukup seperti karakter orang-orang di "santo suruh" Yang berprinsip kalau mau uang, harus mau di suruh. Sehingga, minimal kita butuh juga pemimpin seperti itu, meskipun bersifat pragmatis menjadi pemimpin karena gaji besar. Namun tetap menjalankan tugas nya dengan baik dan lancar.

 Sumber Bacaan

https://www.google.com/amp/s/www.cnbcindonesia.com/mymoney/20240528102449-72-541720/buka-jasa-suruhan-modal-feeling-percaya-santo-suruh-saya-bodoh/amp

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun