Tuanku..
Ayoklah, sapa semua saudaramu, pedulikan mereka. Jangan hanya gila kuasa saja, tentu kau bukan manusia yang dijuluki pendosa bukan?, aku yakin kau adalah manusia penyelamat sejak kau saja yang peduli tentang nasib hidup orang banyak.Â
Wahai tuanku...
Sadarlah, sadarlah, bangun, bangunlah. Kami ingin kau jadi sosok terhormat seperti waktu itu, yang rela tidak makan demi membagi sama dengan kami yang lapar dijalanan. Badanmu rela berpanas-panasan untuk mencari tahu nasib saudaramu,kau dulu peduli, kau dulu sungkan, kau dulu sopan, namun tidak dengan dirimu sekarang.
Tuanku..
Kami merindukanmu dengan sikap ramahmu,kami rindukan tatapanmu yang ikhlas, dan merindukan kau menyapa kami meskipun hanya bertanya-tanya kabar saja.Â
Tetapi, kami rindu itu. Tuanku, kami rindu itu. Kembalilah ke dirimu, Tuanku