Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Interpretasi Subjektif: Menjelaskan Makna dari Sesuatu

8 Agustus 2023   11:01 Diperbarui: 8 Agustus 2023   12:43 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: youtube.com/c/jellylee10

Sejak dahulu manusia sudah eksis sebagai mahluk yang menghargai dan menamakan sesuatu. Dalam penekanan ini, dijelaskan bahwa sesuatu adalah bagian pengetahuan yang abstark. 

Ketika tidak ada hal, namun masih bisa di mungkin kan, maka bisa menjadi klasifikasi sesuatu. Dengan lain kata, sesuatu memasuki bagian-bagian atomik hingga kosmik paradigma berfikir. 

Diksi sesuatu sudah menjadi diksi ontologis. Ketika manusia sudah mulai membahas mengenai sesuatu hal. Maka ini sama saja dengan mengatakan keeksistensian. 

Ia selalu hadir sebagai pengetahuan manusia jika ia sudah dikatakan sebagai sesuatu. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa sesuatu dikatakan sebagai sarana abstarksi. Ia tidak bisa dijelaskan dalam hal satu objektif, sehingga sesuatu merupakan kehadiran yang memungkinkan yang mungkin. 

Apapun yang dijelaskan sebagai sesuatu. Kemungkinan akan hadir, entah itu bisa diamati, dipikirin atau hanya sebagai bentuk atomik yang dibatasi dalam ruang waktu. 

Semua terjustifikasi sebagai hal ada dalam catatan kemungkinan sesuatu itu bagian yang hadir. Tidak mungkin manusia mengatakan sesuatu tanpa kehadiran, inilah postulat utama. 

Kemudian proposisi lainnya yakni sesuatu yang bisa dikatakan sesuatu sudah ada dalam bagian dunia atau yang an sich. Akan tetapi ia tak lain dikenali sebagai yang objektif, melainkan di kenali sebagai interpretasi subjektif. Jikapun ia sudah dikategorikan sebagai objektif dalam ilmu pengetahuan, maka ia memiliki variable syarat dari ilmu pengetahuan. 

Dengan demikian, manusia mengetahui dalam pengetahuan dalam input dan output apapun dicatat sebagai yang ada. Jika itu di hadirkan sebagai kesadaran, maka ia ada- nya dalam catatan yang memungkinkan ia ada. 

Di sini sudah diberikannya garis merah tebal bahwa kemungkinan yang ada sebagai yang mungkin. Ketika ia dianggap ada dalam ruang waktu dipikirkan. Secara tak langsung kehadiran nya dijelaskan sebagai sesuatu. 

Pengalaman pun sudah jelas masuk kedalam sesuatu, sesutu yang timbul. Pun kausalitas tidak lagi bagian dari pertimbangan. Yang ada hanya bagian materil dan empirikal inderawi. 

Kemudian apapun pemikiran kritis lainnya adalah bagian metafisika. Ia jelas menjadi sesuatu, karena mengikuti alur yang sama seperti argumen awal. Bahwa segala bentuk yang dijelaskan dalam ruang dan terparameter sebagai sesuatu tentu jelas memungkinkan ia ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun