Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Sindrom Hipperalitas (Kamu Nanya, Kamu Bertanya-tanya)

7 November 2022   13:08 Diperbarui: 7 November 2022   14:18 2965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : TikTok: @mikey22287

Namun perlu diingat, bahwa sindrom dalam sosial media bukan gejala penyakit tubuh. Melainkan dalam Diskursus viralnya dilan cepmek ini sendiri yang membuat masyarakat menjadi candu dan mempraktikkan nya, merupakan gejala dalam kecenderungan mengikuti tren yang sedang viral. 

Sindrom kamu nanya secara garis besarnya merupakan gejala dari impack teknologi yang menjadikan masyarakat secara luas mengikuti alur algoritma konten yang telah diseleksi oleh masyarakat luas tersebut, kemudian konten yang menurut masyarakat luas itu unik, menghibur dan penting menjadi point penting dari konten tersebut apakah bernilai atau tidak, apakah viral atau tidak. 

Dengan demikian, bisa diliat bahwa fenomena hari ini mengenai viral dilan cepmek adalah video yang sama dengan video yang viral sebelum nya. Bahwa masyarakat lah atau netizen yang menentukan keberhasilan dan viral dari konten yang di buat. 

Alif alias dilan cepmek mampu menghipnotis netizen Indonesia dengan konten tik tok nya. Bahkan membuat netizen Indonesia mengikuti konten yang dibuatnya. Ini membuktikan bahwa sindorm "kamu nanya" Adalah semata mata sebuah hiburan yang masyarakat/netizen itu sendiri pilih. 

Perlu diingat, ini bukan problem penyakit tubuh seperti demam, panas, ataupun penyakit diagnosis lainnya. Melainkan ini merupakan gejala algoritma efek dari sosial media yang mampu menghipnotis masyarakat secara luas.

Bahkan mereka menjejaki sampai pada dunia hiiperealitas yakni sosial media menjadi dunia nyata. Sehingga secara tak sadar mereka menghibur diri ataupun orang lain melihat apa yang telah mereka konsumsi di dunia hipperealitas. Kemudian menjadikannya sebagai sebuah kesenangan, seperti hanya sekedar menonton dan bahkan ada juga yang mempraktekkan nya. 

KONKLSUSI

ini bukan tentang benar atau salah, bukan tentang kenyataan dunia real atau dunia semu. Melainkan ini adalah tentang sebuah pilihan. Viral nya dilan cepmek di dunia sosial media dan menjadi sorotan khusus di masyarakat, bahkan menjadikan kontennya sebagai sebuah hiburan, kemudian kita di praktekan merupakan sebuah pilihan ( usahakan kita mengontrolnnya). 

Sosial media akan terus-terusan melahirkan berbagai macam informasi beranekaragam untuk masyarakat secara luas. Terkhusus sindorm kamu nanya, merupakan hiburan yang masih hangat saat ini.

Apapun itu, hiburan untuk kesenangan memang harus dibutuhkan, selagi Itu tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Keberadaan sosial media, dilan cepmek dan netizen merupakan satu bentuk alur teknologi terus di dukung. Saya sendiri akan berangkat untuk semakin mendukung apapun itu dalam sosial media, selagi perbuatannya tidak merugikan orang lain. 

Sebagai penutup, "aku bertanya-tanya, kamu nanya apa kesimpulan dari tulisan ini, kamu bertanya-tanya. Aku kasih tau ya, tulisan ini tidak ada kesimpulan. Sekarang udah aku kasih tau, jangan lupa shear ya tulisan ini"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun