Virus covid-19 memang menjadi pembicaraan hangat dari tahun awal 2020. Di sebabkan eksisnya virus ini membawa perubahan yang cukup besar bagi seluruh ummat manusia.Â
Di berbagai negara memberlakukan  kebijakan untuk tetap di rumah, dan tetap menjaga jarak ketika melakukan aktivitas. Untuk sekarang, setiap orang tanpa terkecuali harus wajib vaksin. Agar tubuh setiap orang kebal terhadap virus tersebut. walaupun asumsi dari saya, hingga kini perkembangan virus tersebut secara evolutif (perlahan-lahan) berkembang dan memunculkan varian baru.
Terdengar aneh, tapi itulah faktanya saat ini. Di mana virus yang terkenal dengan penyebaran yang cukup masif ini membawa perubahan yang cukup besar bagi manusia. Dari kegiatan ataupun aktivitas yang di lakukan secara real(nyata). Namun sekarang di lakukan melalui online atau media massa.Â
Jika ini terus-terus berlanjut, kemungkinan akan membuat manusia bertransformasi menuju ke zaman hiperrealitas.  Yang konsekuensi dari itu  semua adalah perubahan yang terjadi tersebut di membuat manusia di paksa untuk keluar dari zona nyaman.Â
Kemudian setiap orang harus berusaha menyesuaikan diri dengan teknologi, yang kemudian teknologi tersebut di pergunakan dengan instrumen aktivitas sehari-hari.
Dalam setiap kegiatan yang di lakukan di massa covid-19 ini, rasanya tidak akan lepas dari peran istilah teknologi, walaupun perkembangan teknologi bisa di katakan sangat pesat. Namun manusia ada saja yanng tidak bisa mengikuti perkembangan tersebut. akibatnya manusia yang mengalami GAPTEK ini menjadi tertinggal.
Perubahan bisa saja terjadi pada setiap orang. Dan di massa covid-19 inilah perubahan tersebut terlihat dengan  mata telanjang kita. Saat ini teknologi  bagaikan makanan yang wajib kita gunakan untuk mendapatkan setiap informasi.Â
Dengan teknologi juga kita bisa menemukan segala hal tanpa batas, mencari tahu tanpa ada guru yang membimbing, dan menciptakan segala sesuatu dari apa yang kita ketahui melalui teknologiÂ
seperti handphone dan semacamnya.
Namun, yang menjadi problem utama dalam masalah ini adalah apakah mungkin manusia menerima kehadiran teknologi yang berkembang pesat di era ini. Apakah manusia rela melepaskan hal-hal yang menurut mereka urgen.Â
Demi memegang keselamatan dari satu-satunya opsi yang real, yakni tekhnologi?, jawaban dari saya adalah bisa. Namun kembali ke hal yang awal. Apakah setiap orang mau melakukannya atau tidak. Itu keinginan setiap orang, dan pastinya setiap dari manusia ingin berubah dan menemukan hal yang baru dalam kehidupannya.
TEKNOLOGI DAN VIRUS-19 YANG SALING MENGUNTUNGKAN.
Saya kira tidak ada yang aneh dengan hadirnya virus ini di dunia saat ini. Yang pasti penyebaran virus tersebut terasa sanggat menyebalkan. Virus yang awal hadir hanya di satu negara.Â
Kemudian saat ini layaknya sebuah semut yang sedang memakan manisan dan berkembang dan menyebar ke segala penjuru dunia. Terasa kesal dan menakutkan, begitulah interpretasi yang pertama kali keluar dari ungkapan seseorang terhadap bagaimana virus covid-19 ini hadir.
Ketika covid mulai hadir di indonesia. Rasanya tidak ada hal-hal yang aneh dan sulit untuk di prediksi. Rakyat indonesia dan terutama saya mengangap virus ini adalah virus yang sepele. Namun nyatanya setelah hingga beberapa hari dan menjangkiti beberapa orang penduduk masyarakat indonesia dengan cepat, akhirnya disitulah kesadaran setiap orang mulai di bangungkan.Â
Bagaikan mimpi buruk yang tidak ingin terbangun, bagaikan meminum air lautan. Semua akibat dari virus covid-19 Â ini menutup segala aktivitas yang di lakukan manusia setiap harinya.
Dari aktivitas belajar di sekolah, perusahaan, maupun termpat ibadah di larang untuk di datangi, dengan alasan bahwa penyebaran virus tersebut sangat cepat. Setiap orang dilarang untuk bersalaman, di larang untuk mudik, dan larangan larangan yang berbau berdekatan satu sama lain.Â
Disinilah iman sosial manusia itu di uji, keraguan terhadap manusia sebagai mahkluk sosial mulai di pertanyakan kebenaranya. Sebab manusia saat itu mulai diam saja, pekerjaan mereka hanya diam di rumah, dan sedihnya ada juga orang-orang yang bekerja di  pecat dari tempat kerjannya karena perusahaan tempat kerja tersebut bangkrut.
Menyedihkan sekali bukan fakta-fakta tersebut. dan heranya itu terus terjadi hingga saat ini. Virus yang datang sebagai tamu  tak di undang tersebut tetap menetap,  mereka tamu yang tak bisa di usir dengan sembarangan.Â
Banyak sekali fenomena-fenomena yang terjadi sebab virus ini. Layaknya teori darwins yang manusia anggap sebagai hoax.  Namun sekarang implementasinya menjadi kenyataan. Manusia mulai menyesuaikan dirinya agar  tidak punah dari virus ini.
Kembali ke masa awal yang menjadi penekanan khusus, ialah eksis nya dari virus ini membawa keuntungan dari teknologi. Apakah ini benar atau tidak?. Maka jawaban yang di tampilkan adalah sanggat-sanggat benar sekali, dengan hadirnya virus covid-19 inilah  membuat manusia harus menentukan pilihan mereka harus menggunakan teknologi untuk tetap survive dari adanya virus mematikan tersebut.
Seperti yang di lihat saat ini, kita hanya bisa mengetahui segala hal hanya dari balik layar kaca handphone kita saja, semua informasi di sediakan untuk mempermudah manusia untuk mengetaui perkembang zaman. Manusia layaknya hanya  mengkonsumsi semua informasi tersebut dengan mudah melalui teknologi.. teknologi inilag yang memberikan bantuan (ulur tangan ) dalam permasalah penanganan alternatif kerugian dari covid tersebut.
Dengan teknologilah manusia mampu melihat sudut mana saja pergerakan perkembangan covid. Dan teknologi juga menyedikan informasi mengenai beberapa orang korban yang terkena virus tersebut. manusia di permudah dengan itu semua, segalanya di permudah, dari segala hal yang kecil hingga yang besar. Dari bagaimana manusia membaca hingga menciptakan dirinya (layaknya robot buatan).
Apapun yang terjadi saat ini, anggap saja fenomena tersebut lahir dengan keuntungan munculnya virus covid-19. Virus tersebut memaksakan manusia untuk menggunakan teknologi yang kemarin-kemarin hanya orang tertentu yang mempelajarinya, namun sekarang setiap orang harus bersama teknologi agar bisa mengikuti arus zaman yang berkembang. Termasuk tentang perkembangan covid-19 yang terjadi di indonesia maupun di belahan dunia jauhnya.
Dengan memahami teknologi inilah manusia bisa berinteraksi dengan saudara-saudara mereka yang jauh di mana, keluarga mereka yang ada di sumatera ataupun jawa. Â
Dengan satu klik saja teknologi menerobos samudera dan mempertemukan mereka dengan saling menatap satu sama lain. Karena larangan bertemu, setiap manusia juga harus berkonsentrasi dan bersesuaian dengan lingkungan menatap layar laptop maupun handphone untuk bekerja maupun bersekolah.
Teknologi membawa manusia menemukan segalanya, dan bisa juga mendapatkan kerugian jika tidak manusia manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Hoax bisa saja hadir jika manusia tidak mampu menfilterisasi berita-berita yang muncul di sosmed kita.Â
Yang pasti disinilah kerugian dari teknologi, dimana satu sisi menguntungkan, namun di sisi lain manusia di paksa untuk mampu menyaring dan melihat berita yang di sampaikan dan mampu juga melihat dan kompherensif dan holistik kenyataan yang ada saat ini.
KEMASALAN SISWA DENGAN ALASAN TEKNOLOGI DAN VIRUS
Sudah di uraikan sebelumnya bahwa manusia di permudah dengan adanya teknologi, dan dengan eksisnya virus covid-19, manusia di paksakan untuk bekerja dengan jarak jauh,dan termasuk salah satunnya adalah pendidikan.Â
Pendidikan yang menurut setiap orang penting dengan dalih bisa mendapatkan pengetahuan yang luas dari guru di sekolah, namun bagaimana jika teknologi mempermudah manusia dalam belajar dan sekolah hanya sebagai bentuk formalitas pemerintah saja?, dan jikapun di lihat dengan kondisi saat ini yang mana siswa maupun mahasiswa belajar bukan di sekolah lagi, melainkan di rumah melalui aplikasii, apakah relavan atau tidak?, dan jika di lakukan komparasi, mana yang lebih efektif, sekolah dari ataupun luring?.
Disinilah setiap siswa mulai memanfaatkan teknologi dengan baik maupun dengan kemalasan. Satu sisi ada sosok yang memanfaatkan teknologi dengan baik dan benar, mereka yang bisa di katakan menggunakan teknologi dengan tupoksinya.Â
Dan satu sisi ada yang memanfaatkan teknologi dengan kemalasan, sosok seperti ini hanya hidup dalam bentuk statis (diam). Dan tidak ingin berubah walaupun mereka melakukan kegiatan aktivitas dengan bantuan teknologi, namun mereka menggangap itu menjadi satu buah paksaan yang mengharuskan mereka untuk berubah.
Di era covid-19 saat inilah peran teknologi terutama di sektor pendidikan di gunakan dalam jangkauan sekolah dalam jaringan (daring), akibatnya pembelajaran di lakukan melalui rumah masing-masing siswa dan penyampaian materi yang di lakukan oleh guru sebagai pengajar melalui media yang sudah di sediakan.Â
Sekolah dan pemerintah menyedikan media pembelajaran untuk siswa dalam fokusnya menutut ilmu, walaupun nantiya keluh kesah akan bermunculan tanpa harus menunggu aba-aba.
Satu sisi ini adalah solusi yang cukup baik jika di lihat bagaimana solusi-solusi yang di tawarkan, dan partisipasi dan kemauan siswa dengan sekolah daring inipun di tanggapi dengan cukup baik.walaupun dengan alasan-alasan tertentu yang harus di pertimbangkan, seperti sinyal, kuota maupun handphone yang masih belum mendukung aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran.
Dengan kondisi-kondisi seperti inilah yang membuat siswa malas untuk melakukan sesuatu. Ketika mereka di paksakan dengan kondisi, mereka telah melakukan semaksimal mungkin, namun hasil yang diperoleh dari usahan itu nihin.Â
Al hasil mereka memiliki untuk menutup mata dan rebahan di zona nyaman yang telah mereka lakukan setiap harinya di fase-fase virus tersebut. siswa mulai melestarikan jiwa kemalasan mereka dengan alasan-alasan tertentu, yan akibat dari itu semua adalah ketidakmampuan pemerintah maupun guru sebagai pengajar untuk membangkitkan jiwa semangat siswa.
Jika di bandingkan dengan belajar secara tatap muka, siswa bisa di katakan lebih aktif dalam belajar disebabkan interaksi antara guru dan siswa di lakukan secara langsung, akhirnya emosional itu tetap bekerja.Â
Berbeda halnya dengan pembelajaran melalui media teknologi yang hanya pembelajaran dinilai sebagaimana aktif siswa mendengarkan dan tidak secara eksplisit mendapatakan pembelajaran emosional..
Namun, disinilah orientasi dan solusi dari pemerintah.Â
Hanya melalui daring inilah sekolah bisa tetap di jalankan, walaupun tidak seefektif belajar secara tatap muka, pastinya dengan pilihan online inilah pendidikan tetap berjalan dan tidak sampai stangnan. Â Yang pastin tidak ada solusi yang produktif diera covid ini, semuanya akan berjalan sesuai dengan arahan alam dan manusia bekerja sama.Â
Kemalasan yang muncul dalam diri  siswa adalah salah satu hal yang biasa jika terjadi di era covid ini, karena siswa yang terbiasa bertatap muka dalam bersekolah. Yang  akhirnya memutuskan memilih untuk belajar melalui dunia teknologi.
KESIMPULAN
Covid, teknologi dan kemalasan siswa adalah salah satu yang dominan terjadi 3 tahun terakhir. Walaupun demikian, 3 hal tersebut saling melengkapi walaupun satu sisi teknologi lah yang berdampak  negatif dan positif secara masif dalam kehidupan manusia. Jika di bandingkan dengan covid dan kemalasan siswa, maka itulah yang menjadi pertanyaan yang mendasar.Â
Apakah ini akan terus berjalan dengan stereotip negatif, ataukah disitu manusia akan terus berkembang sesuai dengan kehendak mereka. Yang pasti ini adalah keputusan dari setiap individu yang saling memberikan effek dalam kehidupan yang terjalin saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H