Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dia Guruku

16 Januari 2022   14:28 Diperbarui: 16 Januari 2022   15:18 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru.

Begitulah sosok namanya.

Seorang yang berhati mulia mengajarkan sesama.

Pahlawan yang mengajarkanku mengenai bagaimana luasnya dunia.

       Ia tak seperti pahlawan yang lain.

       Ia hanya sosok manusia yang mengajar dengan  penuh suka cita.

       Masih kuingat, senyum guruku  yang terlintas dari raut wajahnya.

       Guruku tetap ceria, dan bahagia mengajarkan semua murid-muridnya

Kau adalah sesosok peran besar dalam hidup ini.

Karenamulah, aku faham  sebuah hidup yang penuh arti.

Kau ajarkan aku sampai bisa tentang berbagai hal dengan sabar.

Hingga sekarang, jasamu tetap menjadi ingatan yang selalu kukenang.

Guru

Kau pikul masa depan para pemuda bangsa.

Jasamu yang tak lekas lelah.

Dan usahamu yang tak pantang menyerah.

Kau adalah sosok pejuang yang berhati mulia.

Tak melihat siapa yang kau ajari.

Kau senang hati duduk membimbing dan  mengajari.

Dengan penuh suka cita, jasamu selalu kukenang sepanjang massa.

       Matahari terus bersinar.

       Begitupun lelahmu yang terus terpancar.

       Kau selalu menahan lelahnya mengajar kami.

       Kau bersinar dengan terang, dan mengajar dengan keikhlasan.

Guru.

Sesosok manusia yang selalu kurindu dalam menimba ilmu.

Mengajarkan dari sosok aku yang tak tahu menahu.

hingga aku yang bisa sekarang melihat  duniaku.

Kupanggil kau pahlawan yang tak berkuda.

Dan Kukenang kau pahlawan tanpa tanda jasa.

Denganmu aku tahu tentang segalanya.

Dan karenamu aku sekarang bisa segalanya.

Kaulah, yang mengajari sudut mana aku berjalan dengan pasti.

Kau mengajariku  untuk menghitung, menulis dan membaca dengan sepenuh hati

Hingga kufaham, dan kau beri aku senyum hangat.

Tak kusangka saja, kau setulus itu mengajari dengan semangat.

       Aku faham bahasa dan angka karenamu.

       Aku mengerti hidup yang terarah karenamu.

       Kau beri aku petunjuk untuk melangkah.

       Hingga kusebut kau sebagai pahlawan dengan penuh khazanah.

Guru.

Kau semangati aku demi cita-cita.

Kau beri aku peluang untuk melangkah mergartikan hidup ini.

Denganmu guru, aku menjadi lebih bisa untuk melangkah mencapai bermimpi.

       Kau ikhlas lelah demi murid-muridmu mencapai mimpi-mimpinya.

       Perjuanganmu  menutup lelahku dalam mencapai cita-cita.

       Kau didik aku dengan kesabaranmu.

       Hingga aku bisa segala hal karena lelahmu.

Terima kasih dengan ikhlasmu mengajar.

Terima kasih dengan semangatmu menyumbangkan segala hal.

Kau salah satu sosok yang tangguh sebagai pahlawan dalam hidup semua orang.

Karenamulah, para anak bangsa terlahir dalam didikanmu seorang.

       Kujuluki kau pemersatu bangsa.

       Walaupun tiap harinya lelahmu tanpa kira.

       Kau tumpahkan semua  ilmumu untuk muridmu.

       Hingga mereka bisa, dan kau merasa terbalas hanya dengan semua itu.

Terima kasih sekali lagi guru.

Julukanmu  tak terlalu terpuji.

Namun karenamulah anak bangsa bisa meraih mimpi.

Setiap ajaran yang kau beri. merupakan salah satu lelah yang tak bisa aku ganti.

  

"ada sosok penting dalam hidup yang selalu kita kenang, ia adalah sosok guru, namanya hanya sekedar tulisan dan sebutan. Namun, ia adalah salah satu sosok pahlawan yang tak pernah termasuk ke dalam daftar pahlawan nasional. Kau tau karena apa?. Sebab hanya guru saja yang terus memperjuangkan anak-anak bangsa hingga kini, dan tak akan pernah berhenti hingga kapanpun. Karena ia adalah guru. Karena hanya ia adalah sosok pahlawan yang akan terus berjuang tanpa pamrih, ataupun tanpa upah. Guru hanya sesosok orang yang ingin para anak bangsa terus maju, mencerdaskan anak bangsa adalah salah satu cita-citanya. Ikhlasnya mengajar adalah salah satu hal yang akan terkenang dengan indah dalam setiap diri seseorang. Guru... pahlawan dengan sejuta kreatif meminggirkan lelahnya demi cerdasnya para anak bangsa"    @WAHYUTRISNOAJI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun