Mohon tunggu...
wahyu aji
wahyu aji Mohon Tunggu... -

seorang pembelajar, pekerja, sekaligus praktisi di bidang komunikasi dan sosial. juga, seorang suami dan ayah Satria :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

KRL, Kemerdekaan, dan Keluhan Berputar-putar

15 Desember 2009   02:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:56 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dua minggu ini, dua kali seorang karyawan di kantor kami ijin terlambat. Gara-garanya KRL yang mengangkutnya dari Bogor ke Jakarta mengalami gangguan. Minggu lalu anjlok, lalu minggu ini ada kereta yang mogok. Sebelum-sebelumnya yang sering adalah gangguan listrik, bahkan kadang juga tubrukan. Ribuan orang terlambat ke Ibu Kota untuk bekerja, padahal Bogor sudah menjadi kota penopang bagi Jakarta, sebagai pilihan tempat bermukim para pekerjanya.

Secara personal, sebenarnya saya sungguh sudah tak ingin mengeluh tentang keadaan negeri ini. Inilah negeri kita tercinta, tumpah darah yang karena dijajah sekian lama ingin merdeka hingga bertaruh nyawa. Inginnya semua menjadi lebih baik karena diurus sendiri, seluruh rakyat menjadi lebih sejahtera karena semua potensi dan kebutuhan bisa diolah dan dicukupi oleh bangsa sendiri. Tapi kok malah tidak beres2? (Tapi jangan bilang bangsa kita bodoh!).

Seharusnya saya dan mungkin juga Anda memang harus lebih banyak bersyukur karena itu. Tetapi apa-apa yang serba bermasalah kadang lebih sering memancing kita untuk mengeluh dari pada menikmati fasilitas sambil kipas2.

Memangnya salah kalau orang mengeluh? Tidak juga. Karena kita (baca = masyarakat) punya bagian sendiri2. Kita punya pemerintah yang kita pilih dan tunjuk. Mereka kita biayai dari uang pajak. Bahkan kalau kurang, kita bolehkan mereka berhutang, lalu hutangnya kita bantu bayar lewat berbagai retribusi dan lagi2 pajak. Pemerintah kita beri keleluasaan seluas2nya untuk berpikir, memanfaatkan, dan mengeloa bangsa dan negara ini.  Kalau kita yang pada nantinya diberi giliran untuk memerintah, seharusnya kita pun seperti itu. Dan masyarakat, bagiannya memang mendukung, tidak melanggar peraturan, membayar pajak, dan menjadi pemilih setiap lima tahun.

Tapi saya lihat 60 tahun lebih merdeka kita tak terlalu ke mana2. Jaman Belanda dulu ada trem yang cantik di kota2 besar, ada sungai2 yang bersih, dan jalan2 yang tertib. Jepang pun sebagai mantan penjajah kita sudah ke mana2 perginya.  Kita pun bisa mengeluh lebih hebat karena ada teknologi informasi yang memungkinkan kita bisa menengok negara tentangga atau yang jauh di sana tanpa harus ke sana. Melirik Singapura dengan ketertibannya, yang sudah punya ini itu. Apa salah kalau lalu muncul iri diam2.

Ah, saya jadi bingung dengan tulisan ini akibat banyaknya masalah di negeri yg saya diami sejak lahir (dan belum pernah semenitpun saya tinggalkan ke luar negeri).  Ayolah, apa yang bisa saya, Anda, dan kita bantu, ... kita bantulah negara ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun