Mohon tunggu...
wahyu agung
wahyu agung Mohon Tunggu... pegawai negeri -

hanya menanam benih kata, berharap tumbuh, segar, ranum, dan lebat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerpen] Koper Hitam

28 Oktober 2013   07:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:57 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"iya pak, tepat 100.000 dollar" jawab Milka

"bagus, jangan lupa catat seperti biasa!" Jendra menutup kembali koper hitam tanpa menghitungnya lagi

"kali ini untuk siapa pak?"

Jendra memandang Milka lantas menjawab

"pre...si...den..."

Mata Milka membelalak mendengar jawaban itu. Ia sempat ingin mengkonfirmasi kebenaran peruntukan uang dalam koper hitam itu tetapi kemudian mengurungkannya. Jendra menangkap keraguan Milka.

"negaramu tercinta ini negara maling kalau kau pengen tau, " kata Jendra kemudian

"pejabatnya, mentrinya, bahkan presidenmu itu maling" lanjutnya.

"dollar yang kamu hitung tadi untuk presiden demi proyek baru kita, proyek paling besar yang mungkin kita dapatkan"

Jendra membicarakannya dengan enteng. Ia kembali membuka kotak cerutu, disulutnya satu cerutu baru, padahal cerutu yang lama belum setengahnya habis.

"sini,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun