Mohon tunggu...
Wahyu Agustian
Wahyu Agustian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sulit tapi bisa! 10/90

Selanjutnya

Tutup

Love

Karakter Cinta Passion Mengantarkan Pilihan "Menantu Idaman"?

9 Desember 2021   22:02 Diperbarui: 9 Desember 2021   22:09 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali kita temui diberbagai media tentang cuplikan vidio atau gambar "Menantu Idaman" yang sering didamba-dambakan oleh banyak orangtua di muka bumi ini. Tentu tidak semua para perempuan memilih pasangan hanya dilihat dari seragam saja, mungkin juga karena jodohnya memang berseragam. 

Kenapa disebut Idaman ? mungkin karena memang dari kita sewaktu kecil jika ditanya mengenai cita-cita kita yang dominan keluar dari mulut kita adalah "aku ingin menjadi tentara, ingin jadi pak polisi, ingin jadi pak guru, ingin jadi pak dokter, dan ingin jadi ingin jadi lainnya" cita-cita kolektif ini mungkin saja karena sewaktu kita kecil sering melihat dan mendengar sesuatu yang baik tentang pekerjaan di posisi itu. Hal tersebut menurut saya yang menjadi asal usul kata Menantu Idaman muncul.

Selain itu, sosial media memiliki peran yang sangat besar mengenai hal ini. Beberapa cuplikan vidio dengan backsound melow membuat sebagian wanita mengidam-idamkan lelaki berseragam untuk menjadi pasangannya, tidak ada salah karena memang itu hak seseorang dalam memilih pasangan menurut kriterianya, tapi pernah gak sih mendalami rasa cinta yang muncul itu terjadi atas dasar apa ? 

mungkin dalam rasa cinta itu berdasarkan cinta passion dalam bahasa psikologi yang artinya cinta tersebut berdasarkan terpenuhinya elemen motivasional karena hasrat yang mengacu pada ketertarikan fisik dan seksual. 

Lalu mengapa saya berpendapat bahwa media sosial memiliki peran yang besar dalam hal ini, karena antara media sosial dan cinta passion ada korelasi. Media sosial yang menampilkan kisah cinta antara lelaki berseragam dapat memperkuat bentuk cinta passion tersebut.

Dibeberapa kasus yang pernah saya temui, bahwa bentuk cinta passion tidaklah memiliki umur yang panjang dalam menjalankan hubungan, hal ini terjadi karena daya kontrol individu pada bentuk cinta ini rendah ditambah sifatnya yang kurang stabil dalam menjalani sebuah hubungan. Jika menurut psikologi bahwa ada 3 dasar cinta, yaitu cinta passion, cinta intimacy, dan cinta commitment.

Perbedaan dari bentuk cinta ini bisa dilihat dari berapa lama usia hubungan yang dijalani. Ketika usia hubungan masih singkat maka bentuk cinta passion memiliki peran yang besar, sedangkan untuk bentuk cinta intimacy memiliki peran yang tidak terlalu besar karena bentuk cinta ini perlu beberapa waktu untuk dibangun. 

Sementara bentuk cinta commitment memiliki peran yang rendah ketika suatu hubungan berjalan sebentar. Cinta intimacy sendiri adalah bentuk cinta dari perasaan yang menunjukan adanya kedekatan, ketertarikan, dan keterkaitan secara emosional kepada pasangan, sedangkan bentuk cinta commitment elemen kognitif yang meliputi keputusan untuk mencintai pasangan dan komitmen menjaga serta mempertahankan cintanya.

Lalu kenapa cinta passion cenderung memiliki hubungan yang singkat ? Michele Acker dan Mark H. Davis ( 1992 ) menyatakan bahwa komponen cinta passion pada perempuan terbukti rendah pada usia hubungan yang semakin lama. 

Hal ini dapat terjadi karena terkait dengan pertambahan usia yang menyebabkan adanya perubahan secara fisik dan biologis. Selain itu Sternberg ( 1986 ) menyatakan bahwa pada hubungan yang lama, passion berada pada tingkatan sedang, bukan rendah. Hal ini terjadi karena daya tarik fisik maupun pelaksanaan hubungan seksual yang menjadi poin utama pada passion dalam hubungan telah menurun.

Jadi, apakah sudah berfikir jauh tentang bentuk cinta yang kalian terima maupun berikan ? bentuk cinta yang mana ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun