Mohon tunggu...
Wahyu Afnan
Wahyu Afnan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

- Saya adalah seorang mahasiswa di UIN Raden Mas Said Surakarta. - Not other.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Review Sub Bab Buku Agama, Agenda Demokrasi dan Perubahan Sosial 2

6 November 2023   10:00 Diperbarui: 6 November 2023   10:05 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  Lalu bagaimana seharusnya iman bisa mencerahkan dan mencerahkan? Sebab keimanan sejatinya mengarahkan manusia pada realitas dan kemanusiaan, khususnya pola pikir yang memberkahi dunia. Agama mempunyai ciri mencerahkan cita-cita yang dahulunya keliru dan hanya menuruti hawa nafsu.

  Sejauh ini, keberagaman di suatu negara telah mengalami pasang surut dan terkadang agresivitas dalam keberagaman dapat muncul dan menjadi permasalahan sosial yang biasa terjadi. Kasus-kasus keagamaan yang menyangkut keimanan bisa saja menjadi permasalahan sosial, misalnya saja kasus-kasus penistaan agama yang mempermainkan simbol-simbol spiritual, kasus-kasus penodaan spiritual, penodaan agama, bahkan masalah-masalah politik kini sedang dikaitkan dengan keimanan.

  Peristiwa spiritual ini tentu saja akan membangkitkan semangat tim di dunia Islam, umat Islam akan dengan tulus melindungi iman mereka dan menjadi lebih kuat.

  Dalam kerumitan anti-toleransi dan anti-pluralisme yang semakin kokoh ini, hal ini tidak selalu hanya merupakan kerumitan teologis. Gaya hidup beragama tidak sepenuhnya dilatarbelakangi oleh agama yang tertuang dalam kitab suci, namun dapat dilatarbelakangi melalui berbagai faktor kehidupan, antara lain politik, ekonomi, sosial dan budaya.

  Kita harus menemukan akar dari antitoleransi ini dan memperbaikinya. Pemusnahan anti-toleransi menjadi sangat kritis di tengah kehidupan manusia yang semakin terpojok karena terampasnya hak-hak publiknya akibat pergerakan para elitenya.

  Al-Qur'an dapat dianggap sebagai buku apa pun yang mengandalkan tampilan bekas, dengan ini, manusia akan dengan mudah menemukan argumen dalam Al-Qur'an yang menyebutkan romansa atau kekerasan.

  Segala sikap dan gerak hidup dalam berbagai pendekatan dapat dibenarkan dalam Al-Qur'an.  Aspek paling penting dalam penyampaian isi Al-Qur'an adalah kejujuran tujuan dan hati nurani yang alami.  Al-Qur'an sebagai pedoman hidup kini tidak sekadar mengubah permasalahan teologis namun juga mengarahkan realitas dalam kehidupan.  Oleh karena itu, permasalahan gaya hidup hendaknya tidak hanya dilihat dari sudut pandang teologis tetapi juga dari sudut pandang empiris yang disebutkan dalam Al-Qur'an.

Ditulis oleh Wahyu Afnan Hasbullah_172 HES 5E.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun