Dikisahkan bahwa Rasulullah SAW pernah mengalami saat-saat terberat dalam hidupnya ketika berdakwah di Thaif. Tak ada satu orangpun yang menerimanya. Ajakan ramah beliau dijawab dengan cercaan dan siksaan. Kita bisa bayangkan,seorang rasul termulia diusir keluar dari Thaif dengan dilempari batu dan kerikil. Dalam perjalanan sepanjang 3 mil. Rasulullah terus dilempari sampai kaki beliau berdarah-darah. Tak terhitung pula luka yang diderita Zaid bim Haritsah, yang pasang badan melindungi beliau. Selain dengan lemparan batu, Rasulullah juga dihina dengan kata-kata yang menyakitkan. Salah satunya disampaikan oleh pemimpin penduduk Thaif,"Apakah Tuhan tidak menemukan orang lain sehingga tuhan mengangkatmu sebagai rasul?''
    Pada saat-saat kritis seperti itu, Rasulluah tetap optimis. Beliau masih menaruh harapan yang sangat besar untuk penduduk Thaif. Selain itu, beliau yakin bahwa Allah akan selalu memberi kemenangan da jalan keluar. Oleh karena itu, doa yang mengalir dari lisan Rasulluah SAW adalah harapan, "Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku. Sungguh, mereka hanya orang-orang yang tidak tahu".
    Dalam kisah lain, sejarah Islam pernah menorehkan prestasi hebat lewat seorang ilmuwan yang bernama Hassan bin Al-Haitsam. Dia adalah ilmuwan muslim pertam yang menggunakan pendekatan modern dalam studinya, yaitu berdasarkan pengumpulan data melalui pemantauan dan pengukuranyang diikuti oleh tahap formulasi dan pengojian hipotesa guna menjelaskan data yang didapat. Al-haitsam menemukan teori tentang cahaya alami dan refleksi. Dia juga mengembangkan teori yang disebut mekanisme benda angkasa yang menjelaskan orbit planet.
    Di balik semua kisah hebat itu ternyata Al-Hitsam pernah terpuruk dalam kegagalan. Bahkan dia sempat dipenjara dan dikucilkan, antara tahun 1011 dan 1021, setelah gagal menyelesaikan tugas yang diberikan oleh seorang Khalifah yang memintanya menyelesaikan masalah tentang pengaturan banjir sungai Nil.
   Dua kisa diatas mengajarkan bahwa pantang menyerah adalah ciri orang yang sukses. Bahwa semangat akan selalu membuka jalan keluar. Kegagalan hanya dimaknai sebagai waktu untuk rehat dan beristirahat sejenak. Kegagalan bukan akhir dari sengalanya.
   Bagi orang yang sukses, proses  menuju keberhasilan sangat berliku. Mereka pun memaknai kegagalan sebagai satu bagian proses keberhasilan. Kegagalan adalah bahan evaluasi. Hasilnya adalah ilmu dan pengalaman.
   Kita juga harus tahu bahwa kegagalan sejatinya tidak pernah ada. Karena ia adalah kekalahan kita pada takdir hidup kita sendiri yang sudah diciptakan, bahkan jauh sebelum kita dilahirkan. Kegagalan sebenarnya adalah kemenangan dalam bentuk yang berbeda. Ia adalah kemenangan hati kita dalam menerima atas segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Juga, kegagalan bentuk kemenagan dalam konteks ujian kesabaran kita.
   Dan ketika kita mengalami kegagalan, kita perlu temukan faktorn dan sebab-sebabnya, lalu kita mengevaluasinya, sehingga kita tidak kesandung oleh batu yang sama. Rasullah saw bersabda yang artinya, " Seorang mukmin tidak jatuh dua kali ke satu lubang  (yang sama)." (HR.Bukhari).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H