Mohon tunggu...
Wahyu W
Wahyu W Mohon Tunggu... -

Pegiat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bahlil Lahadalia, Ketua HIPMI sekaligus Juru Bicara UMKM Indonesia

23 November 2018   01:25 Diperbarui: 23 November 2018   01:39 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Wahyu W (Pegiat Ekonomi Politik Jakarta)

Paket Kebijakan Ekonomi 16 yang diumumkan Menko Perekonomian Darmin Nasution telah mengundang kritik. Berbagai pihak memprotes keras Paket Kebijakan Ekonomi tersebut. Khususnya berkaitan dengan relaksasi atau pencabutan DNI 54 bidang usaha.

Banyak pihak khawatir dengan relaksasi DNI ini karena akan berimbas pada eksistensi UMKM secara langsung. 54 usaha yg dibuka tersebut adalah sektor-sektor yang selama ini digekuti UMKM kita seperti Warung Internet dan lainnya. Dengan penghapusan DNI, maka memungkinkan asing untuk berbisnis 100% di sektor UMKM di Indonesia. Sebuah ancaman nyata tentunya buat ekonomi kerakyatan kita.

Pihak oposisi tentu saja langsung menolak kebijakan tersebut dan langsung menyerang pemerintah. Mereka menganggap pemerintah tidak sensitif terhadap UMKM yang merupakan jantung ekonomi kerakyatan. Oposisi menganggap pemerintah terlalu liberal dengan memberi peluang terbuka kepada asing.

Sebenarnya wajar saja kalau oposisi bersikap seperti itu. Langgam oposisi biasanya memang mencari posisi berseberangan langsung dengan pemerintah. Sehingga terkesan asal beda dengan pemerintah saja.

Namun demikian, ada pula pihak-pihak yang dikenal sebagai pendukung setia pemerintah juga mengkritik kebijakan relaksasi DNI ini. Mereka menganggap bahwa kebijakan Menko Darmin ini meluncur tanpa ijin Presiden Jokowi. Selain itu, mereka juga khawatir terhadap masa depan UMKM dan ekonomi kerakyatan Indonesia.

Pihak yang selama ini dikenal sebagai loyalis Presiden tapi juga mengkritik Paket Kebijakan Ekonomi 16 ini diantaranya adalah politisi PDIP Maruarar Sirait dan Ketua HIPMI Bahlil Lahadalia. Dua orang ini memang dikenal dekat presiden, namun kritiknya terhadap pencabutan DNI ini juga perlu diapresiasi.

Apa yang membuat Bahlill geram terhadap paket kebijakan ini ?

Mengapa Bahlil kecewa dan menolak paket kebijakan ekonomi 16 ini ? Setidaknya ada beberapa alasan substansial Bahlil melawan kebijakan tersebut.

Pertama, Bahlil menganggap bahwa selama ini Jokowi sudah dikenal berkontribusi membesarkan UMKM kita. Sehingga ia tak ingin kebijakan yang diinisiasi Menko Darmin ini mencoreng prestasi Presiden Jokowi mengembangkan UMKM selama ini.

Setidaknya itu yang telah disampaikan Bahlil di media beberapa hari ini. Bagaimana selama ini sepak terjang Jokowi mengembangkan UMKM kita ? Diantaranya soal kredit UKM menjadi dari 22% menjadi 7%, kredit tanpa agunan 5 sd 25 juta, pajak UMKM dari 1% menjadi hanya 0.5%, dan RUU kewirausahaan untuk memajukan dunia usaha UMKM Indonesia.

Fakta-fakta ini melegitimasi langkah Bahlil untuk selalu membela Jokowi namun tetap mengkritik demi perbaikan. Terlebih kebijakan ini diinisiasi oleh Menteri Darmin yang sepertinya tanpa mendiskusikannya dengan Presiden Jokowi.

Faktor kedua, Bahlil menyadari betapa besar peran UMKM selama ini bagi perekonomian nasional. Di banyak forum-forum ia mengingatkan bahwa kontribusi UMKM sangat besar terhadap perekonomian nasional. Jumlahnya juga sangat besar yaitu mencapai 99%. Artinya, UMKM ini adalah hajat hidup orang Indonesia. Wajar ia menolak pencabutan DNI.

Faktor ketiga, Bahlil Lahadalia adalah Ketua Umum HIPMI. Perkumpulan pengusaha muda terbesar di negeri ini. Sebagian besar anggotanya tentu saja adalah pelaku UMKM. Jadi dalam konteks ini, Bahlil adalah juru bicara UMKM Indonesia. Suaranya mewakili kepentingan UMKM kita agar jangan sampai terhempas oleh gelombang tsunami usaha-usaha asing yang dibuka oleh pemerintah dan mematikan UMKM kita pada akhirnya.

Sebagai juru bicara UMKM Indonesia, Bahlil tentu saja memiliki tanggung jawab moral besar untuk selalu berada di baris terdepan membela eksistensi dan perkembangan UMKM kita. Yang dilakukan Bahlil mengkritik Paket Kebijakan Ekonomi 16 terkait pencabutan DNI ini bukan saja kewajaran namun bahkan menjadi kewajiban bagi dirinya.

Jadi, sejatinya sikap Bahlil menolak pencabutan DNI ini adalah perjuangan melindungi UMKM kita. Perjuangan nyata untuk menolak liberalisasi ekonomi. Bahlil pasti sangat memahami motto visioner HIPMI : Menjadi Pengusaha Pejuang dan Pejuang Pengusaha. Dan kini dia berdiri lantang menjadi Juru Bicara UMKM Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun