Oleh: Wahyu W. (Pegiat Ekonomi Politik Jakarta)
Pemerintah baru saja mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi XVI yang  diumumkan oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution didampingi Menteri  Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Wakil  Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida di Kantor Presiden, Kompleks Istana  Kepresidenan, Jakarta, Jumat (16/11/2018).
Pemerintah mengeluarkan tiga poin penting dalam paket ekonominya kali  ini. Yaitu terkait tax holiday, relaksasi Daftar Negatif Investasi  (DNI), dan ketiga adalah pengaturan devisa untuk hasil ekspor Sumber  Daya Alam (SDA).
Tak dinyana, ternyata paket kebijakan itu langsung menuai protes  keras baik dari politisi oposisi atau pun akademisi. Terutama poin kedua  yang dianggap kontroversial, yaitu relaksasi DNI.Â
Apa konsekuensi dari  relaksasi DNI ini ? 54 bidang investasi akan dibuka 100% untuk asing.  Apa saja sektornya ? ada industri kayu lapis, industri rokok, industri  transportasi darat, industri transportasi laut, hingga bisnis warung  internet.
Bahkan politisi pro pemerintah pun ada yang bersikap kritis  menyuarakan keprihatinannya terhadap Paket Kebijakan ekonomi 16 poin  kedua tersebut. Adalah Maruarar Sirait yang sangat lantang menolak  relaksasi DNI ini.
Wajar saja Maruarar menolak kebijakan ini karena akan berdampak  langsung kepada para pelaku UMKM di tanah air. Publik harus  mengapresiasi kegeraman Maruarar terhadap kebijakan Paket Ekonomi 16  yang dikeluarkan Darmin cs ini.
Kita tahu bahwa peran UMKM dalam perekonomian nasional sangat besar.  UMKM lah darah ekonomi Indonesia ini. Jumlah total UMKM di Indonesia  mencapai 99% dengan kemampuan menyerap pasar tenaga kerja sebesar 97%.
Belum lagi kontribusinya terhadap pertumbuhan GDP mencapai 60,34%.  Benar-benar fakta yang fantastis. Dan data tersebut adalah informasi  resmi dari Kemenko perekonomian.
Maruarar geram dan lantang menolak paket kebijakan ini bukan tanpa  sebab. DNI yang direlaksasi pemerintah mayoritas UMKM kita berada di  sana. Ini soal hajat hidup orang-orang Indonesia. DNI yang selama ini  memproteksi UMKM kita dari gempuran asing justru akan dibuka, sehingga  berpotensi membuat UKM-UKM asing akan menyerbu Indonesia dan mematikan  UMKM lokal.
Tentu ini menjadi bencana bagi ekonomi kerakyatan jika sampai  terjadi. Maruarar berpendapat hal ini bisa mencoreng pemerintahan Jokowi  karena selama ini Jokowi sudah dikenal sangat pro terhadap perkembangan  UMKM.Â
Ara (panggilan akrab Maruarar Sirait) berpendapat bahwa Darmin  bergerak sendiri meluncurkan paket perekonomian ini tanpa restu Jokowi.
Betul sekali apa yang dikemukakan Ara bahwa selama ini Jokowi  dianggap telah membantu kebangkitan Indonesia. Apa saja yang telah  dilakukan Jokowi untuk UMKM Indonesia ? Pertama, Jokowi menurunkan pajak  UKM dari 1% menjadi 0,5%, kedua, kredit UKM tanpa jaminan sebesar 5  juta hingga 25 juta, yang ketiga adalah RUU Kewirausahaan yang akan  melindungi para wirausahawan baru atau lama untuk berkembang.
Sebagai politisi pendukung pemerintah, kritik Ara ini sangat  mengundang tanya sejumlah kalangan. Namun kalau kita cermati, langkah  yang dilakukan Ara sebagai politisi muda pro rakyat patut mendapat  apresiasi dan dukungan dari masyarakat.Â
Sikap politik Ara yang tak hanya  membebek adalah harapan semua orang agar politisi wakil rakyat (anggota  DPR) benar-benar bersikap mewakili kepentingan rakyat.
Sikap berbeda Ara soal Paket Kebijakan Ekonomi 16 ini setidaknya  memenuhi beberapa sifat yang diharapkan publik soak politisi wakil  rakyat. Pertama, jelas identitas dan ideologinya.Â
Ara dikenal loyal  sebagai kader PDIP sejak lama. Pemikiran dan sikap politik Ara tak  pernah menyimpang dari garis ideologi partai. PDIP dikenal sebagai  partai wong cilik, maka argumen-argumen Ara di Senayan selalu disuarakan  untuk kepentingan wong cilik. Termasuk dalam hal penolakan relaksasi  Daftar Negatif Investasi (DNI) ini.
Kedua, meski dikenal loyalis Jokowi, Ara terlihat tidak membebek dan ingin menyenang-nyenangkan Jokowi saja. Justru dia berani maju  mengkritik dan mengkoreksi menteri-menteri pembantu Jokowi agar tidak  menyimpang menyusahkan rakyat banyak (UMKM).Â
Jokowi justru lebih  membutuhkan politisi model begini untuk melakukan kontrol kebijakannya  agar tetap dijalur lurus mensejahterakan rakyat.
Ketiga, soal hati nurani. Ara tidak dibutakan oleh kekuasaan yang  mudah saja untuk ia nikmati kapan pun dia mau, karena selain sebagai  anggota DPR RI, dia juga dikenal sebagai orang dekat Presiden Jokowi. Â
Sikap Ara menolak liberalisasi ekonomi melalui relaksasi DNI perlu  didukung semua pihak. Ini semata-mata untuk menyelamatkan ekonomi rakyat  (UMKM) yang merupakan darah bagi perekonomian nasional.
Ara memang politisi yang berbeda. Politisi yang kita butuhkan  sikapnya yang semakin langka. Kita harus terus mendukung  politisi-politisi seperti Ara.Â
Yang tidak hanya egois menikmati empuknya  kursi senayan, tapi yang benar-benar berbuat nyata untuk kepentingan  Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H