Kebetulan nih, saya memiliki ikan lele di kolam yang sudah siap panen. Benih ikan lele yang saya taburkan beberapa bulan lalu, saya beli dari Ungaran, tempat budidaya ikan lele. Karena masih berupa bibit ikan kecil-kecil, seratus ribu dapat banyak.
Kata penjualnya, memelihara ikan lele itu gampang. Tidak harus mengganti air. Cukup mengisi air satu kali saja dan digunakan hingga saatnya panen. Biarkan saja walaupun airnya kotor, tidak usah diganti, katanya.
Hanya pada saat memberi makan, harus telaten. Karena jika telat, maka ikan lele akan saling makan alias kanibal karena lapar, sambungnya lagi.
Senang loh, memelihara ikan lele. Apalagi saat memberi makan mereka. Ikan yang ada di kolam akan berebut makanan dan ramai. Kemruyuk atau banyak banget.Â
Tiap harinya kami bergantian memberi makan ikan lele. Siapa saja yang sempat, boleh memberi makan. Jangan sampai kelupaan, biar tidak saling makan sesama ikan.
Efek pandemi yang berkepanjangan, menjadikan saya dan keluarga ingin memelihara ikan lele, yang rencananya ingin dikonsumsi sendiri. Nah, ketika ikan lele sudah besar, kurang lebih 3 bulan, saatnya panen. Loh, kok jadi banyak nih.Â
Sebenarnya sudah kami tawarkan ke mas penjual sayur karena ikannya terlalu banyak jika dinikmati sendiri. Kan lumayan kalau terjual. Bisa menambah uang saku. Tetapi masnya sering tidak berjualan. Jadi sementara dikonsumsi sendiri bersama keluarga.Â
Beberapa kali kami memanennya. Kemarin saya ambil beberapa ikan, lalu saya goreng memakai tepung. Hem enak sekali karena ikan lele masih segar dari kolam langsung.
Nah, hari ini saya mengambil ikan lele untuk dimasak kembali. Mumpung lagi banyak. Saya bingung, enaknya ikan lele dimasak apalagi ya? Kebetulan baca di Kompasiana, ada mangut ikan lele. Pas banget. Saya jadi kepingin mencobanya.Â
Yuk, kita bareng-bareng memasak Mangut Lele yang pedasnya maknyos!
Markimas, mari kita masak!
Ya, ya, meskipun cabai rawit pedas baru mehong, tetapi penggunaan cabai ini sedikit saja sudah pedas. Jadi, it's okay. Tidak masalah. Apalagi mangut lele jika tidak pedas bakalan tidak nendang rasanya.
Persiapkan terlebih dahulu bahan dan bumbunya, ya. Bahan utamanya adalah ikan lele. Lalu bumbu rempah-rempah yang ada di dapur. Yang jelas cabai merah dan cabai rawit pedas juga harus ada.Â
Bahan:
- 10 ekor ikan lele besar sedang
- 350 ml santanÂ
- 2 papan petai
- Secukupnya minyak goreng untuk menggoreng lele dan menumis
Bumbu dihaluskan:
- 3 butir bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 10 cabai merah keriting
- 5 cabai rawit pedas
- 1 sendok teh merica bulat
- 1 sendok teh ketumbar
- 1 cm kencur
- 3 butir kemiri
- 2 cm kunyit
- Garam, gula merah, dan kaldu bubuk secukupnya
Bumbu lainnya:
- 1 batang serai besar sedang digeprek
- 2 cm jahe digeprek
- 2 cm lengkuas digeprek
- 3 daun salam
- 3 daun jeruk purut
- 1 buah tomat iris
- 3 buah cabai hijau iris serong
- 10 cabai rawit hijau biarkan utuh
Cara memasaknya:
- Bersihkan ikan lele, kemudian balur merata dengan garam secukupnya dan ketumbar bubuk. Biarkan sebentar, lalu goreng dengan minyak hingga berwarna kecoklatan dan matang. Angkat, sisihkan.
- Tumis bumbu halus hingga berbau harum. Masukkan serai, jahe, lengkuas, daun salam, daun jeruk, tomat, kemudian aduk merata.
- Masukkan santan, biarkan mendidih. Cicip rasa.
- Masukkan ikan lele yang sudah digoreng tadi, biarkan bumbu meresap dalam ikan, hingga air sedikit menyusut.Â
- Terakhir masukkan irisan cabai hijau, cabai rawit hijau utuh dan petai. Aduk tipis-tipis saja, cukup membuat cabai dan petai tercampur rata.
- Setelah matang dan kuah mengental, matikan kompor.
- Taruh dalam wadah saji.
- Mangut lele siap dinikmati bersama nasi putih hangat.
Nah, gimana? Nggak ribet kan? Cukup mudah ternyata. Hasilnya, maknyos tenan.
Oiya, ada sedikit cerita nih, pada saat membersihkan ikan lele, saya agak sedikit parno. Bukan apa-apa sih, biasanya untuk urusan eksekusi ikan lele saya pasrahkan ke abang sayur, lalu saya tinggal mencucinya hingga bersih. Nah, karena panen sendiri, maka mau tak mau harus dilakukan sendiri.
Ikan lele yang masih hidup saat dibersihkan, harus dimatikan dulu, biar saat dibersihkan isi perutnya sudah tidak gerak. Nah, ini nih yang bikin parno. Tiap saya mengeksekusinya, saya bilang minta maaf pada ikan lele.Â
Bayangkan jika sepuluh ikan lele, berarti pula sepuluh kata maaf meluncur dari mulut saya. Huhuhu... sambil sedih karena telah mematikannya. Tetapi kemudian saya berpikir, kan ikan lele dipelihara memang untuk dikonsumsi. Jadi, nggak papa, ya.Â
Selain kolam ikan lele, saya juga memiliki kolam kecil lain yang berisi ikan mas untuk sawang-sawangan. Meskipun ikan mas enak, tetapi tidak pernah kami ambil hingga besar.Â
Salah satu penghuni kolam itu, ada juga satu ikan lele yang tumbuh besar hingga sebesar lengan orang dewasa. Ikan-ikan tersebut hidup rukun berdampingan meskipun beda jenis. Nah, ikan-ikan ini yang tidak pernah saya ambil, karena sudah seperti anggota keluarga sendiri. Hehehe.Â
Eh, saatnya mencicipi nih!
Hum... bau pedas menguar dari masakan tadi. Karena memakai cabai rawit pedas yang dihaluskan bersama bumbu, jelas pedasnya!
Kuah mangut rasanya pedas, asin, gurih, manis, menyatu lezat bersama ikan lelenya. Apalagi tadi memakai ikan lele yang masih segar. Dagingnya yang manis dan lembut, terasa nikmat. Bumbunya meresap dalam ikan lele. Maknyos tenan. Pedas mantap!
Tambah mantap lagi karena ada petai yang menari-nari dimulut, terasa kres-kres menambah sensasi rasa.Â
Lalu ketika disantap bersama nasi putih hangat, fuiii... tak ada duanya, deh. Cocok banget. Yuk, ah. Jangan tunggu lama. Dicoba ya resepnya. Sudah diuji coba di dapur saya. Rekomended!
Selamat mencoba!
Salam bahagia,
Wahyu Sapta.
Semarang, 14 Desember 2021.
(8 tahun saya bersama Kompasiana)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H