Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Yuk Memasak Soto Kemiri, Soto Khas Kota Pati

13 September 2021   16:55 Diperbarui: 14 September 2021   14:29 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sajian semangkuk Soto Kemiri, soto khas Kota Pati. | Foto: Wahyu Sapta.

Pernah mendengar Soto Kemiri? Enak banget, loh. Hampir setiap daerah memiliki resep masakan soto. Soto Kemiri adalah salah satunya. Merupakan masakan soto khas Kota Pati, Jawa Tengah. 

Soto Kemiri merupakan kuliner yang melegenda. Ada sejarah yang unik tentang soto ini. Konon, pada zaman dulu banyak warga yang tidak sanggup membeli ayam atau daging sebagai bahan dasar pembuatan soto, maka masyarakat memakai bumbu kemiri sebagai penggantinya. Kemiri memberi rasa gurih dan sedap pada kuah soto.

Sajian Soto Kemiri ini minimalis. Semangkuk nasi, hanya diisi dengan kecambah atau tauge, seledri, bawang goreng dan sedikit suwiran ayam yang disiram dengan kuah soto santan encer, berbumbu kemiri dan berwarna kuning kunyit. Tapi soal rasa, jangan ditanya deh. 

Meskipun berbahan dan bumbu yang minimalis, tetapi tetap lezat rasanya, karena aroma rempah-rempahnya sangat wangi dan enak. Gambaran rasanya adalah asin, manis, gurih. Apalagi jika disiram memakai kecap manis asli Pati yang terkenal enak pada saat menyantapnya. Hum... beneran, lezat banget.

Nah, penasaran kan? Gimana kalau saya berbagi resepnya, ala "me" yang saya modifikasikan dengan kreativitas ala saya. 

Bikinnya memang sedikit ribet. Eh, nggak juga ding. Saya saja yang merasa ribet, jika memasak dengan bumbu yang dihaluskan. Padahal sebenarnya biasa saja, bukan? Hehehe... 

Bahan dasarnya adalah ayam kampung muda. Tetapi karena susah mencarinya, maka saya ganti dengan memakai ayam potong biasa. Sama lezatnya sih, meskipun lebih mantap jika memakai ayam kampung.

Pagi tadi Mas Penjual Sayur tidak berjualan. Saya meminta Kakak, anak sulung saya untuk berbelanja ayam di minimarket dekat rumah. Ia membeli ayam potong satu ekor seharga duapuluh delapan ribu rupiah. Pastinya tidak ada satu kilo. 

Lalu, karena kuah Soto Kemiri memakai santan, saya memakai santan instan, lebih praktis. Tidak mengurangi kelezatannya. 

Bumbunya juga gampang. Banyak ditemui di pasar dan warung terdekat. Tentu saja, memakai bumbu utama kemiri sebagai khasnya. Juga seledri dan kecambah. Sedang bahan-bahan lainnya masih ada persediaan di dapur.

Kakak semangat membelikan bahannya, karena sudah tidak sabar ingin mencicipi masakan bundanya. Memang soto kemiri ini tidak asing baginya. Karena sering merasakan soto ini ketika berkunjung ke rumah Eyang di Pati. Lama tidak ke sana, maka ia kangen pada masakan ini. Adiknya juga begitu.

Persiapkan terlebih dahulu bahan dan bumbunya, ya. | Foto: Wahyu Sapta.
Persiapkan terlebih dahulu bahan dan bumbunya, ya. | Foto: Wahyu Sapta.

So, let's do it! Markimas! Mari kita masak bersama! Persiapkan terlebih dahulu bahan dan bumbunya, ya.

Soto Kemiri Khas Kota Pati

Bahan-bahannya:

  • 1 ekor ayam kampung muda (saya memakai ayam potong)
  • 200 gram kecambah, seduh dengan air panas sebentar saja
  • 1 batang seledri iris halus
  • 1 sachet kecil santan instan
  • Minyak goreng untuk menumis
  • Air secukupnya
  • Nasi putih secukupnya

Bahan pelengkap:

  • Kecap secukupnya
  • 1 butir jeruk nipis diiris
  • Sambal cabai rawit
  • Bawang merah dan bawang putih goreng sebagai taburan

Bumbu-bumbunya:

  • 5 butir bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 5 butir kemiri yang sudah disangrai
  • 1 sendok teh merica halus
  • 2 cm jahe yang digeprek
  • 2 cm kunyit
  • 1 cm kencur
  • 5 lembar daun salam
  • 5 lembar daun jeruk purut
  • Garam, gula merah, kaldu bubuk, secukupnya

Bumbu dihaluskan. | Foto: Wahyu Sapta.
Bumbu dihaluskan. | Foto: Wahyu Sapta.

Cara membuatnya:

  1. Rebus ayam dalam panci, beri jahe geprek dan sedikit garam. Biarkan mendidih sambil menunggu bumbu halus.
  2. Haluskan bawang merah, bawang putih, kunyit, kencur, kemiri, garam, merica, gula, dan kaldu bubuk. 
  3. Tumis bumbu halus memakai wajan hingga harum. Masukkan daun salam dan daun jeruk. Masukkan tumisan ke dalam rebusan ayam. Tunggu hingga ayam matang dan bumbu meresap. Biasanya air akan menyusut.
  4. Pisahkan ayam dengan air kaldunya. Suwir sebagian ayam untuk sajian soto, sebagian lagi sebagai sajiian pelengkap, sebagai ayam ungkep.
  5. Ambil rebusan kaldu ayam, tambahkan air ke dalam panci hingga menjadi 1000 ml. Tambahkan santan instan. Aduk-aduk kuah agar santan tidak pecah hingga mendidih.
  6. Cicip rasa, setelah pas bumbunya, matikan kompor.

Saran penyajian:

  1. Tata nasi dalam mangkuk. Taruh di atasnya kecambah, suwiran ayam, seledri.
  2. Tuang kuah hingga merendam nasi, kemudian taburi bawang merah dan bawang putih goreng.
  3. Siap disajikan. Santap selagi hangat dengan memberikan sambal, kucuran jeruk nipis, dan kecap manis.
  4. Cocok disantap bersama ayam ungkep dan tempe goreng.

Rebus ayam dalam panci, beri jahe geprek dan garam. | Foto: Wahyu Sapta.
Rebus ayam dalam panci, beri jahe geprek dan garam. | Foto: Wahyu Sapta.

Tumis bumbu halus dan bumbu lainnya hingga harum. Masukkan tumisan ke dalam rebusan ayam. | Foto: Wahyu Sapta.
Tumis bumbu halus dan bumbu lainnya hingga harum. Masukkan tumisan ke dalam rebusan ayam. | Foto: Wahyu Sapta.

Kuah Soto Kemiri, meskipun bersantan, tetapi tidak kental. | Foto: Wahyu Sapta.
Kuah Soto Kemiri, meskipun bersantan, tetapi tidak kental. | Foto: Wahyu Sapta.

Bagaimana? Cukup mudah bukan? Yuk, dicoba resepnya.

Saat kuliner di tempat penjual aslinya, Soto Kemiri memiliki keunikan pada saat penyajian. Nasi yang telah diberi kuah, beberapa kali kuahnya dituang kembali ke dalam kuali tempat kuah, kemudian, sebagai sentuhan terakhir, kuah kembali dituang, sebagai proses terakhir hingga nasi menjadi hangat. 

Alasan dari penjualnya saat saya tanyakan mengapa begitu, katanya biar bumbu meresap dan nasinya menjadi hangat. Dan memang iya, bumbu meresap dalam nasi. 

E tapi, mungkin juga karena sudah menjadi kebiasaan dari penjualnya ya, dan itulah yang menjadi ciri khasnya. Cara itu terjaga secara turun menurun hingga sekarang, saat penjual menyajikan Soto Kemiri ini. Unik, kan?

Fuuuiii... akhirnya selesai juga acara masak-memasaknya. Beberapa kali kakak dan adiknya menengok ke dapur, bertanya, apakah masakan soto sudah matang atau belum. Duh, tidak sabaran mereka. Mungkin juga karena mereka sudah lapar dan ingin segera menyantap soto kegemaran mereka.

Sajian soto yang melimpah ruah kuahnya, terlihat segar. Cocok disajikan saat suasana panas ataupun cuaca hujan. Kuah yang hangat, segar dengan kucuran jeruk dan sambalnya. 

Taraaa... Soto Kemiri siap dinikmati bersama ayam ungkep dan tempe goreng. Lezaaat... | Foto: Wahyu Sapta.
Taraaa... Soto Kemiri siap dinikmati bersama ayam ungkep dan tempe goreng. Lezaaat... | Foto: Wahyu Sapta.

Soto Kemiri ini meskipun berkuah santan, tidak eneg karena tidak kental. Rasanya asin dan gurih dari kaldu ayamnya, sedangkan manis karena kecap manis yang menjadi pelengkap soto. Wangi dari daun salam dan daun jeruk yang sengaja saya beri banyak. Bertambah sedap ketika bumbu pelengkap menari di atas sajian semangkuk soto.

"Gimana rasanya?"

"Enak banget, Bun."

"Sama nggak dengan yang di Pati?"

"Mirip. Kalau aku bilang sih, enakan masakan Bunda."

Nah! Jenis kalimat yang begini ini, selalu menambah semangat saya untuk memasak sajian untuk mereka. Rasa puas akan menjelma, ketika mereka memuji masakan Bundanya. Meskipun mungkin rasanya biasa saja. Hehehe...

Iya, Soto Kemiri ini memang beneran enak dan wangi rempah-rempahnya. Perpaduan yang pas! Kata saya dalam hati, ketika menyantap hasil masakan saya sendiri. Uhuks...

Selamat mencoba, ya! 

Salam bahagia, 

Wahyu Sapta. 

Semarang, 13 September 2021. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun