Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Amarah Gerimis

31 Agustus 2021   12:49 Diperbarui: 3 September 2021   22:15 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalu terkesima dengan sejumlah tumpukan berwarna merah muda yang begitu menjulang.

"Baik, akan saya lakukan."

"Kamu tahu resikonya?"

Ia mengangguk. Transaksi haram itu berjalan mulus. Dan setumpuk uang masuk dalam tasnya dengan perjanjian terputus. Jika ada resiko, ia akan menanggungnya sendiri.

Nyatanya, ketika apes, akan apes saja. Langkah pengiriman tak pernah bisa terjadi. Praktik haram tercium aparat. Resiko berat menjadi tanggungannya.

Memang ia tidak berbakat dengan hal-hal yang menyerempet bahaya dan jahat. Karena sesungguhnya jiwanya adalah orang baik. 

Ketamakan membuat ia terperdaya. Aksi yang akan menyelundupkan benda haram, gagal. Hartanya lenyap karena kesalahannya.

***

Andai satu hari saja bisa merubah hidup seseorang untuk menghapus peristiwa yang telah terjadi, ia akan melakukannya. Merubah kejadian buruk agar tidak menimpanya.

Tetapi kenyataan di dalam kehidupan, hal itu nyaris tak ada. Yang ada adalah memperbaikinya, bukan menghapus atau menghilangkan jejaknya. 

Kesalahan itu nyata ada di pundaknya. Sedangkan keberuntungan masih berpihak. Jika nasib baik, maka kesalahan akan sedikit terbaiki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun