Aha! Mangut ikan panggang, cocok nih kalau dipadukan sayur bening. Kemudian saya mengambil sayur bening dan menuangkannya ke dalam piring. Aduh, saya melihat piring, kok jadi banyak nih? Bakalan habis nggak, ya? Padahal tadi nasi mintanya separuh. Tanya saya dalam hati.
Tak apa, saya nikmati saja. Mumpung laper nih. Saya menuju tempat duduk di pojok, menjaga jarak dengan pengunjung lainnya. Kebetulan juga, pengunjung tidak terlalu banyak saat itu. Jadi, aman.Â
Eh, dari jauh suami bawa sepiring sambal dan lalap, lalu bergabung duduk dengan saya. Aduh, pasti menambah nikmat nih. Ternyata sambal dan lalapnya boleh ambil sendiri sesuai keinginan. Kami berdua sesama penggemar pedas. Klop!
Saatnya menikmati!
Pertama, saya mencicip sayur beningnya nih, rasanya segar. Sayur pendukungnya bukan bayam, melainnya daun ubi, labu siam dan labu kuning. Hem, cocok dengan sambal terasinya. Salah satu rahasia lezatnya sambal ini, ada di terasi Juwana, yang terkenal karena enak. Ibarat kata, tanpa laukpun sudah lezat.Â
Saatnya mencicipi menu utama, mangut ikan panggang. Ketika tadi nasi, sayur bening, dan sambal sudah lezat, apalagi ditambah hidangan mangut ikan panggang. Tambah lezat!Â
Kuah mangut rasanya asin, manis, gurih, pas menurut saya. Santannya tidak kental, tidak bikin eneg. Segar. Perpaduan yang nikmat dan cocok antara nasi, kuah sayur bening, juga kuah mangut ikan panggang.Â
Satu porsi mangut berisi dua potong ikan panggang. Mantap! Nah ini, Pati terkenal dengan ikan panggang yang enak. Dagingnya tebal dan rasanya segar. Dimasak apapun enak. Juga enak dimasak sambal ikan panggang bersantan. (Baca juga: artikel ini).
Harganya ramah di kantong. Per porsi mangut ikan panggang hanya dibandrol Rp. 20 ribu. Rata-rata harga ikan lainnya juga 20 ribu. Itu sudah dihitung dengan nasi dan sayurnya loh.Â
Harga ikan lainnya bervariatif, tergantung besar kecilnya ikan. Seperti mangut kepala manyung, besar sedang, seharga Rp. 45 ribu bisa untuk tiga orang. Nah kan, terjangkau di kantong, juga mantap sajiannya. Kenyang maksimal.