Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Nikmatnya Sajian Mangut Ikan Panggang dengan Sayur Bening dan Sambal Terasi di Kota Pati

16 Juni 2021   19:53 Diperbarui: 16 Juni 2021   21:46 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satu porsi mangut ikan panggang berisi dua potong ikan. Mantap! Cabainya nih, bikin semangat makan. | Foto: Wahyu Sapta.

Berkunjung ke Kota Pati itu menyenangkan, banyak kuliner yang bisa dituju, murmer dan enak. 

Tidak hanya nasi gandul yang sudah populer dan menjadi kuliner ikonik Kota Pati, tetapi kuliner lainnya juga bisa dinikmati. Seperti Soto Kemiri, Sego Tewel, Kelo Mrico Kepala Manyung, Mangut Ikan Panggang, Getuk Runting, dan masih banyak lagi.

Saya memang sering mengunjungi Kota Pati, karena orang tua tinggal di sana. Hampir tiap minggu, menengok mereka sekadar melepas kangen serta berbakti pada orang tua, karena mereka membutuhkan perawatan karena usia. 

Memberi semangat pada mereka bahwa kami selalu ada di tengah-tengah mereka selagi dibutuhkan. Tidaklah memberatkan jika dibanding perjuangannya saat merawat kita di kala kecil. Bahkan sangat bersyukur, karena bisa berbakti dan memberikan hal yang terbaik untuk mereka.

Seperti Hari Minggu lalu, saya dan suami mengunjungi mereka. Hari sudah siang ketika sampai di Kota Pati. Juga sudah melewati batas jam makan siang. Saatnya butuh makan siang nih, perut lapar minta diisi. Tetapi saya masih ragu, aman nggak ya jika jajan. Maklum, pandemi belum berlalu dan masih saja menghantui dunia. 

Kemudian saya mencari warung makan yang sejalan dengan jalur menuju ke rumah orang tua. Kebetulan ada warung makan yang tidak begitu ramai karena sudah melewati jam makan siang. 

Nama warungnya Warung Makan Bu Sarah, yang berlokasi di Jalan Tunggulwulung Pati. Beberapa kali saya sempat mampir di warung ini, yang menyajikan makanan ikan laut. 

Warung Makan Bu Sarah banyak menyajikan ikan laut dengan sambal terasinya yang mantap. Khas pantura. | Foto: Wahyu Sapta.
Warung Makan Bu Sarah banyak menyajikan ikan laut dengan sambal terasinya yang mantap. Khas pantura. | Foto: Wahyu Sapta.
Begitu masuk warung, saya menuju tempat sajian masakan. Kemudian saya diberi nasi oleh pramusaji, untuk memilih lauk sendiri yang tersaji di atas meja. Lauk-lauk terukur satu porsi, sudah disajikan dalam wadah mangkok juga piring.

Hem, ada banyak pilihan. Oseng cumi, udang goreng, mangut ikan panggang, kelo mrico, ikan goreng, kepala manyung yang dimasak bumbu mangut. Ada juga pepes ikan gabus. Kalau orang Pati ikan gabus disebut ikan kutuk. Bingung nih, enak semua. 

Tadinya saya ingin memilih mangut kepala manyung yang menjadi andalan warung ini, tetapi melihat porsinya yang besar, niat saya urungkan. Karena bisa untuk dimakan tiga orang, bakalan tidak habis nanti, sayang kalau bersisa. 

Akhirnya saya memilih satu porsi mangut ikan panggang dalam mangkok. Kemudian untuk sayurnya, ada sayur sop, sayur bening, dan sayur asem. Kita dibolehkan memilih sesuai selera. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun