Kami memiliki warung soto langganan. Jika pengin makan soto, kami akan ke sana. Cocok, karena enak. Juga segar dan murmer. Sebenarnya soto cocok untuk sarapan, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk sajian makan siang.
Nama warungnya bernama Soto Ayam Pak Ono. Dekat dengan rumah saya, Ngaliyan Semarang.Â
Soto Semarang memiliki ciri khas berkuah bening dan segar. Tidak memakai kunyit sehingga kuahnya tidak berwarna kuning. Bumbu yang dipakai untuk kuahnya antara lain, bawang putih, merica, jahe, lengkuas, dan daun salam.
Nasi ditaruh dalam mangkok kecil, kemudian diberi bahan penyerta, baru dituang kuah yang panas dari kuali besar yang dijerang di atas tungku api kayu bakar.Â
Aroma kayu bakar menguar memberi rasa sedap yang khas pada kuah soto. Konon lebih sedap karena aroma asapnya masuk dalam masakan. Tapi jangan dekat-dekat tungku api kayu bakar, ya. Panas! Hehehe...
Di warung Soto Ayam Pak Ono memiliki daya tarik tersendiri. Warungnya berkesan menerima. Kuah dalam kuali besar yang terjerang di atas tungku, berada di posisi depan. Baru kemudian meja-meja dan kursi panjang dingklik berada dalam ruangan warung yang terbuka.Â
Ada sekitar 8 meja dengan dingklik panjang sejajar dengan mejanya masing-masing sepasang. Lumayan bisa menampung banyak penikmat soto. Karena cukup luas, tidak perlu berdesak-desakan. Jadi aman untuk situasi sekarang yang sedang pandemi.
Saya memesan soto dua porsi. Tak berapa lama, soto tersaji dan siap disantap. Hum, bau harum sedap kuah soto menguar segar. Berkuah bening dan sedap. Lalu saya membubuhkan kucuran jeruk nipis sebagai penambah segar. Juga sambal. Saya tidak begitu suka memakai kecap saat menyantap soto, lebih senang yang bening.
Menyenangkan adalah teman soto, ada tempe goreng hangat, perkedel kentang yang nyumi dan maknyus andalan warung ini, juga aneka sate ayam dan kerang. Daya tarik yang membuat meriah saat menyantap soto. Satu porsi soto, bisa saja tidak terasa mencomot gorengan berkali-kali. Hihi, kesannya makan satu porsi soto, tetapi teman sotonya banyak. Kenyang maksimal.
Menyenangkan lagi nih, temen makan soto yang ada di depan saya. Xixixi... orangnya baik hati. Meskipun ketika membayar soto, saya yang bayar. Ya iya lah, saya kan bendahara sekaligus penguasa keuangan di rumah.