Sedangkan untuk resep lainnya, kita boleh berkreasi. Menambah atau mengurangi bahan-bahannya dan bumbu sesuai dengan selera. Nggak ada larangan untuk itu.Â
Saya juga sering begitu. Mengganggap bahwa memasak itu adalah sebuah ekspresi seni yang saya miliki. Dari menyiapkan resep dan bahan, lalu mengerjakannya. Menyajikannya di meja makan, layaknya sebuah karya. Butuh ide dan kreativitas.
Biasanya, keinginan memasak karena pernah merasakan suatu masakan tertentu. Kemudian mengolahnya dalam pikiran saya. Oh, bumbunya kira-kira ini. Di lain hari, ketika keinginan memasak timbul, saya mempraktekkannya. Mencoba bereksperimen, menyerupai masakan yang saya inginkan tersebut.Â
Contohnya, suatu hari saya membeli mi rebus. Menurut saya, mi tersebut enak. Lalu saya mencobanya, dengan bahan dan bumbu seperti yang saya bayangkan. Done! Taraaa... berhasil! Aduh, hati saya bahagia. Seperti menemukan harta karun!
Apalagi ketika masakan itu disukai keluarga. Mereka bilang, "Wah, masakan bunda kayak mi rebus yang beli di sana. Bahkan lebih enakan mi buatan Bunda." Nah, gimana coba perasaanmu? Bahagia, kan?
Saya juga senang bereksperimen ketika menyajikan masakan. Menatanya dalam wadah saji yang cantik, agar tampil menarik dan menggugah selera, sehingga masakan itu laris manis.
Kemudian menghiasi masakan dengan garnis menarik. Meskipun tidak secantik tampilan sajian dari chef terkenal, tetapi ketika menatap hasil karya sendiri, rasanya berbeda. Ada kepuasan tersendiri.Â
Lalu memotretnya. Cekrik... cekrik... padahal masakan itu sudah ditunggu perut yang lapar alias anak-anak. Hahaha... Tetapi sih, mereka sudah hafal. Jika Bunda masak, ketika masakan itu siap saji, pasti bertanya, "Bun, sudah difoto? Sudah boleh dimakan, belum?"
Seperti ketika saya membagi resep di Kompasiana, bagian penting yang saya lakukan selain memasak adalah pemotretan. Saya lebih senang apabila foto itu dari dokumentasi sendiri. Ada kepuasan, ketika memasak, memotret, dan masakan itu tampil cantik, adalah hasil karya saya sendiri. Kebetulan juga, saya hobi memotret masakan. Mau makan, potret dulu! Hahaha... klop deh.
Salam hangat,