Ketika dalam sebuah perjalanan dari Semarang ke Pati, saya melewati kota Kudus. Seperti biasa, saat ada waktu senggang, saya dan keluarga mengunjungi Eyang yang tinggal di Kota Pati. Menengok mereka sembari berbakti pada orangtua. Menyayangi mereka, seperti mereka menyayangi kami di masa lalu.
Hari ini, di awal tahun baru 2021, mendung merata dan terkadang gerimis tipis hingga hujan lebat. Hari terasa sudah agak petang padahal masih siang. Perut lapar, minta diisi. Sepanjang jalan banyak rumah makan yang bisa dituju. Tetapi saya ingin makan sesuatu yang segar apalagi dingin di luar, makan hangat pasti nikmat.
Setelah sepakat, maka pilihan jatuh pada menu soto. Pasti nikmat nih. Kudus adalah kota soto. Kebetulan melewati jalurnya. Biasanya kami saat menuju Pati melewati jalur alternatif, tidak melewati jalur kota. Padahal tempat soto adanya di dalam kota. Lewatlah kami jalur kota. Mencari warung soto yang nikmat.Â
Kuliner Kudus terkenal dengan sotonya. Soto Kudus memang sangat populer. Biasanya bahan utama yang dipakai adalah daging ayam. Bisa juga daging sapi. Tetapi di Kota Kudus jarang ditemui daging sapi, karena daging sapi di kota ini merupakan daging yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi.Â
Ada sejarah yang menyebutkan bahwa pada masa lampau, bagi masyarakat Kudus, hewan sapi dianggap sebagai hewan yang suci. Pada masa itu, masih banyak pemeluk agama Hindu, di mana merupakan sebuah larangan besar untuk menyembelih sapi dan memakannya. Sebagai gantinya mereka menyembelih kerbau untuk dikonsumsi.Â
Di masa sekarang, meski budaya anjuran untuk tidak memakan daging sapi telah hilang pengaruhnya, tetapi kebiasaan ini terlanjur terpatri dalam kehidupan masyarakat Kudus untuk tidak menyantapnya. Kebiasaan inilah yang diwariskan hingga sekarang. Sebagai gantinya, mereka terbiasa mengkonsumsi daging kerbau sebagai ganti daging sapi. Termasuk untuk menu masakan soto.
Ada banyak warung soto yang bisa dituju. Ada Soto Sulichan, Sujatmi, Denuh, dan yang lainnya. Tetapi kami ingin bernostalgia dengan warung soto yang dulu sering dikunjungi orangtua kami atau Eyangnya anak-anak.Â
Cerita bahwa soto itu nikmat dan segar, menari-nari di pelupuk mata. Saya pengin. Yuk. Mampirlah di Warung Soto Pak Achwan, yang berlokasi di Johar, Wergu Wetan Kudus, sekitar kawasan stasiun kereta api lama yang sudah tidak berfungsi.
Warungnya sederhana, tetapi cukup luas. Sesuai dengan protokol kesehatan, di depan warung tersedia tempat cuci tangan dengan sabun. Sedangkan di meja makan, tersedia pula handsanitizer jika diperlukan untuk pembeli. Penjualnya juga mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker.
Saya dan rombongan yang sedang lapar memesan soto kerbau. Mumpung di Kota Kudus, yang memiliki menu soto daging kerbau. Sedangkan di kota lain jarang ada. Biasanya soto memakai daging ayam atau sapi sebagai bahan utamanya.
Hum, bau harum kuah menguar dari panci yang dijerang di atas kompor. Bau segar daging, rempah-rempah, dan daun salam menonjol. Sedap. Dengan cekatan bapak penjual menyajikan masing-masing semangkok soto buat kami.Â
Semangkok soto kerbau siap disantap. Daging kerbau memiliki serat yang lebih tebal dari daging sapi. Rasanya tak kalah gurih. Empuk, juga enak. Kuah dari soto sedikit kecoklatan karena diberi kecap. Rasanya gurih manis.Â
Kuahnya tidak kental, tetapi juga tidak bening sekali. Tidak berlemak. Cocok nih. Segar. Ditemani dengan sate daging dan tahu goreng juga perkedel. Tertuntaskan lapar kami dan puas jiwa kulinernya, karena menu soto kerbau ini sangat lezat. Selesai makan, kami memesan soto kerbau tanpa nasi untuk oleh-oleh orangtua.Â
Karena hari sudah siang agak sore ketika berkunjung, maka beberapa gorengan, sate, sudah berkurang dan hampir habis. Meskipun begitu, ketika kami mencicipi semangkok soto masih tetap segar. Karena biasanya sebuah warung soto ketika akan tutup, kuahnya sudah agak asin. Tetapi warung ini tidak. Tetap segar. Recommended deh.Â
Jam buka warung ini, pukul enam pagi hingga enam sore. Jadi silakan mampir ke sana pada jam tersebut ya.Â
Harga per porsinya lima belas ribu rupiah. Porsi kenyang dengan daging yang lumayan banyak di dalam setiap mangkoknya. Nggak nyesel deh. Gorengan seharga tiga ribu rupiah, sate-satean tujuh ribu rupiah. Terjangkau oleh kantong.
Hum, awal tahun 2021 yang menyenangkan bagi saya, karena bisa mencicipi kuliner soto kerbau di Kota Kudus.Â
Bagi Anda yang sedang bepergian, tetap dalam protokol kesehatan, ya! Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun. Tetap menjaga aman meskipun bepergian. Pandemi belum berlalu, jadi tetap waspada.
Nah, saatnya kami harus meneruskan perjalanan ke Pati, dengan tentengan oleh-oleh Soto Kerbau yang sungguh nikmat. Alhamdulillah.
Selamat Tahun Baru 2021, semoga tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Aamiin...
Pati, 1 Januari 2021.
Salam kuliner,
Wahyu Sapta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H