Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Koleksi Daster yang Bertambah Saat Pandemi

18 Juli 2020   15:31 Diperbarui: 19 Juli 2020   00:38 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Toko baju daster. | Dokumentasi pribadi

"Kalau mau reseller 40 ribu, mbak." kata teman saya lewat WA. Akhirnya saya mengiyakan untuk mencoba membeli 6 potong. Janji saya, kalau bahannya bagus, nanti saya tertarik untuk ikut menjualkan. 

"Saya tidak tega jika harus menjual barang yang tidak bagus kualitasnya." begitu kata saya.

Akhirnya koleksi daster saya bertambah. Karena memang saya membutuhkan untuk menambah baju di rumah. Beberapa daster lama sudah banyak yang robek dan aus, meski saya masih suka memakainya. Hehehe...

Daster sampai juga di rumah. Dan... memang segala sesuatu yang menyangkut barang, apapun itu, ada harga ada rupa. Artinya bahwa barang yang berharga murah, tentu saja sesuai dengan harga dan kualitasnya. Apalagi membeli barang lewat online, tidak bisa memilih dan melihat kualitasnya. 

Dasternya memang adem, coraknya bagus, karena pada saat di foto tampak bagus. Tetapi ketika dipakai baru beberapa kali sudah robek di beberapa tempat. Bahan kainnya santung, mudah robek, juga jahitannya tidak kuat. 

Nah, saran saya kalau memang niat untuk menambah koleksi daster nih, ada baiknya yang berbahan kain katun. Harganya sedikit lebih mahal, tetapi awet. Juga lebih bagus jangan lewat online, takutnya tidak cocok seperti ekspektasi.

Saya sih tidak menyesal telah membeli daster tersebut, karena paling tidak saya telah membantu UKM yang memproduksi daster tersebut. Daster itu juga nyaman dipakai, adem, coraknya bagus sesuai selera. Tetapi pending. Nanti saja saat pandemi telah berlalu, saya berniat untuk membeli daster bukan secara online. Bisa memilih bahan yang lebih bagus dan awet. 

Saya juga terbiasa menjahit ulang sendiri baju daster saat baru dibeli. Biar awet dan tidak mudah sobek. Karena daster adalah baju "kebesaran" yang ringgo alias garing di enggo. Yang artinya begitu kering dari cucian, langsung dipakai lagi.

Hidup daster!

Semarang, 18 Juli 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun