Kecuali jika ada tamu, itupun jarang ada tamu pada saat pandemi sekarang ini. Baju santai saat di rumah yang sering saya pakai adalah daster.
Tren Daster Kekinian
Jangan pernah menawari ibu-ibu daster, ya. Karena pasti mereka akan mengiyakan. Daster adalah busana ternyaman saat berada di rumah buat mereka. Apalagi jika bahan kainnya adem. Meskipun sudah bolong-bolong, tetap akan menjadi baju ternyaman.Â
Daster adalah baju "kebesaran" yang disukai, karena longgar tidak bikin gerah jika dipakai sebagai baju sehari-hari. Memang tidak semua ibu suka sih, ada beberapa yang tidak suka mengenakan baju daster saat di rumah, tetapi tak banyak.
Ketika berada di kantor, bepergian, atau bertemu teman, ibu-ibu kelihatan keren dengan outfit yang trendi, tetapi ketika sampai di rumah, mereka akan kembali memakai baju "kebesaran", yaitu: daster!
Di masa pandemi ini, semakin gencar promosi tentang daster. Tren daster kekinian, memang baru laris. Karena ibu-ibu lebih banyak di rumah, maka kebutuhan akan baju rumah alias daster juga bertambah. Tetapi harus jeli dalam membeli, ya. Apalagi jika pembelian itu lewat online.Â
Berbagai macam corak kain, warna, dan model berseliweran di grup WA maupun media sosial. Tampak bagus dan keren. Perang harga, berusaha memberikan harga termurah, agar menarik pembeli.Â
Diskon, bonus jika membeli banyak, juga tawaran reseller. Jika lapar mata, jangan-jangan bisa memborong semua daster, karena semuanya suka.
"Jika dijual kembali atau reseller, malah bisa menjadi bisnis baru, sekaligus menambah pendapatan. Juga membantu UKM yang memproduksi baju daster tersebut," begitu promosinya.
Tren daster kekinian, dengan corak abstrak, batik, bunga-bunga, wayang, dan masih banyak lagi. Berbahan adem dan murah menjadi daya tarik. Saya pun tertarik untuk membelinya. Harganya murah, 45 ribu per potong. Tawaran yang menarik itu, membuat pertahanan saya goyah.Â
Apalagi tawaran itu dari teman saya sendiri yang sudah saya kenal.