Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Semangat Kebangkitan Nasional di Tengah Pandemi dan Menjelang Lebaran

20 Mei 2020   22:13 Diperbarui: 20 Mei 2020   22:18 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

20 Mei 1908, Organisasi Boedi Oetomo (Budi Utomo) lahir. Sebagai organisasi modern pertama di Indonesia, kelahirannya dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional yang setiap tahunnya diperingati.

Budi artinya kepribadian. Sedangkan Utomo artinya luhur. Bangsa Belanda waktu itu melihat lahirnya Budi Utomo sebagai bangkitnya Indonesia. 

Di organisasi itu banyak pemuda Indonesia melatih dirinya dan menjadi pemimpin dari berbagai organisasi pergerakan kemerdekaan yang lahir kemudian.

Sejak 1959, tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Hari nasional yang bukan hari libur, ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 sebagai peringatan peristiwa Kebangkitan Nasional Indonesia.

Semangat Kebangkitan Nasional = Semangat Melawan Pandemi

Di tahun 2020 ini, tidak dinyana telah tersebar pandemi yang telah mendunia. Bagaimana ketika awal memasuki Indonesia, wabah ini membuat panik masyarakat. Semua takut terkena virus pandemi, karena berbahaya dan tidak kelihatan. 

Barisan yang tidak kelihatan ini (kecuali jika memakai alat mikroskop), bisa menyerbu siapa saja tanpa pandang bulu. Bahkan jika kita tidak kuat, akan menjadi korbannya. 

Korban berjatuhan satu per satu. Kematian terus mengintip. Telah banyak korban. Sedih rasanya, ketika mendengar penderita yang positif Covid-19 semakin bertambah. 

Maka itu, agar korban tidak semakin bertambah, dengan berbagai cara, masyarakat dan pemerintah mengupayakan agar bisa memutus rantai penyebaran virusnya.

Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun. Memakai hand sanitizer setelah memegang sesuatu ketika bepergian. Menghindari kerumunan, menjaga jarak, hingga berdiam di rumah sudah diupayakan. 

Menjaga kesehatan tubuh dengan makan makanan yang bergizi. Berolah raga yang cukup. Juga sudah dijalankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun