Semangat WaisakÂ
Pada hari ini, Kamis 7 Mei 2020, umat Budha memperingat hari raya Waisak atau Hari Raya Tri Suci Waisak 2564 BE.Â
Pada hari Waisak terjadi tiga peristiwa penting yakni kelahiran, penerangan dan kematian terjadi pada hari yang sama ketika bulan purnama di bulan Waisak.Â
Umat Budha merayakan Hari Raya Waisak dengan pergi ke wihara dan melakukan ritual puja-bhakti. Ritual-ritual tersebut dilaksanakan dengan tujuan mengingat kembali ajaran sang Budha. Selain itu mencontoh perilaku dan melaksanakan ajaran-ajaran Budha.Â
Biasanya pada perayaan itu, umat Budha diharapkan mampu mengembangkan cinta kasih dengan cara membantu fakir miskin atau orang-orang yang membutuhkan. Melepas hewan sebagai simbol cinta kasih dan penghargaan terhadap lingkungan.Â
Semangat Waisak yang diajarkan sang Budha tentang kebaikan adalah merenungkan segala perbuatan yang telah dilakukan apakah baik atau buruk sehingga tidak dilakukan kembali di masa yang akan datang.Â
Semangat RamadanÂ
Puasa di bulan ramadan adalah menahan diri dari segala sesuatu seperti makan, minum, perbuatan buruk maupun dari yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari yang disertai dengan niat karena Allah SWT, dengan syarat dan rukun tertentu.Â
Selain itu, dalam berpuasa diwajibkan untuk menjaga hawa nafsunya. Tidak mudah marah, berbohong, atau berbuat maksiat yang bisa menggugurkan pahala berpuasa.Â
Memang hal tersebut tidak membatalkan puasa, tetapi nantinya kita hanya peroleh lapar dan haus saja. Kita akan merugi dan sia-sia saja dalam berpuasa karena tidak mendapatkan pahala.Â
Di bulan ramadan ini, merupakan bulan penuh ampunan. Allah SWT akan membukakan pintu magfirah atau ampunan selebar-lebarnya.Â
Di bulan ramadan pula, umat muslim berlomba-lomba dalam kebaikan untuk memperoleh pahala dari Allah Azza Wa Jalla.Â
Kesempatan bagi umat muslim untuk melakukan kebaikan, karena pada bulan ramadan pahala akan dilipatgandakan.Â
Semangat kebaikan di bulan ramadan bisa berbentuk amalan kebaikan membantu sesama yang kekurangan. Bersedekah, dengan membagikan rezekinya kepada orang yang tak mampu di sekitarnya. Karena sesungguhnya di sebagian harta kita adalah milik kaum yang tak mampu.Â
Memberi makan berbuka pada orang yang tak mampu, bisa menambah pahala.Â
Menambah keimanan dengan semakin rajin beribadah, bisa menjadi tameng ketika akan berniat buruk.Â
Ragu jika akan berbuat yang tak baik, karena rasa takut dan iman kita kepada Allah. Semata-mata hanya ingin mendapatkan kebaikan dan syurga-Nya Allah, dengan selalu ingat kepada Tuhan.Â
Kelak dalam kehidupan abadi selanjutnya, kita sudah memiliki bekal pahala dan amalan-amalan yang cukup, yang bisa menghindarkan kita dari siksa api neraka.Â
Optimisme dari Semangat Waisak dan RamadanÂ
Di tahun 2020 ini, ada dua hari istimewa yang berbarengan. Semangat dari keduanya, bisa menjadi perenungan bersama. Ramadan dan Hari Raya Waisak.Â
Lepas dari perbedaan agama dan cara beribadah masing-masing agama. Dari renungan di atas bisa dilihat bahwa semangat waisak dan ramadan, bisa meningkatkan keimanan kita.Â
Kita akan menjadi manusia yang lebih baik.Â
Setiap agama mengajarkan kebaikan. Manusia membutuhkan keimanan, perenungan, agar bisa melihat dirinya sendiri, menilai dirinya sendiri agar menjadi manusia yang lebih baik.Â
Dengan tidak merugikan orang lain dan berbuat jahat, senantiasa berbuat kebajikan, baik kepada dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.Â
Ketika selama satu bulan penuh umat muslim ditempa dengan berpuasa, maka jika berhasil dalam tempaan tersebut, setelah ramadan berlalu akan menjadi manusia baru yang lebih baik dari hari lalu.Â
Kemenangan akan bisa diraih. Manusia kembali fitri, yang artinya kembali suci dan menjadi manusia baru, tentu saja lebih baik dari sebelumnya.Â
Begitu pula dalam merayakan hari raya Waisak. Dimana umat Budha melakukan peribadatan dengan meniru perilaku baik yang dilakukan Sidharta Gautama atau sang Budha.Â
Kebaikan sang Budha menjadi inspirasi berbuat kebaikan kepada sesama dan lingkungan.Â
Dari semangat waisak dan ramadan, sama-sama kita bisa merenungkan segala perbuatan yang telah dilakukan. Apakah baik atau buruk.Â
Sehingga nantinya akan bisa menyaring perbuatan kita. Hal-hal jelek yang tak perlu tidak dilakukan, tak akan pernah terulang kembali di masa yang akan datang.Â
Kita akan senantiasa ingat dan berjalan lurus dalam menjalani kehidupan. Kita akan menjadi manusia baru yang lebih baik dari sebelumnya.Â
Semarang, 7 Mei 2020.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H