Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dia Sang Penulis Senior

30 April 2020   14:48 Diperbarui: 30 April 2020   14:55 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Notif fb ku berdenting. Seseorang telah menandaiku dengan sebuah gambar. Segera kubuka postingannya. Gambar seekor kucing yang sedang bertingkah lucu. Seketika aku tertawa karenanya. Lalu aku memencet tanda tertawa di tombol dan memberi tanggapan. 

Ia memang tahu, kalau aku suka kucing. Aku menebak, ia pasti juga suka. Ternyata kegemarannya sama, kan? Ada kecocokan.

"Mbak Muthi, itu kucingnya sedang apa? Kok sampai gitu sih?"

Lalu sambil bercanda ia menjawab, "Tuh kan kucingnya sedang menunggu pacarnya." 

Mana ada kucing duduk di kafe dan di depannya ada secangkir kopi dan menunggu sang pacar? Mbak Muthiah memang pintar menghibur hatiku. Tawaku tak langsung reda, karena gambar itu begitu lucu. 

Di tengah masa pandemi, dimana orang memang lebih banyak menengok sosmed. Untuk membunuh kebosanan, atau karena memang memiliki kebutuhan akan medsos sepertiku. Sebagai orang yang memiliki hobi menulis. Medsos adalah eksis.

Begitulah aku dan Mbak Muthiah. 

Ya, ya. Aku pernah bertemu dengannya satu kali. Begitu bertemu, langsung ngobrolnya enak. Memang sebelumnya sudah sering menyapa, hanya saja lewat medsos. Yang kutahu, ia adalah penulis senior. 

Pernah bertemu sekali dengan Mbak Muthiah di acara Kompasianival 2018 silam bersama penulis senior lainnya. (Sumber foto: FB Rahab Ganendra).
Pernah bertemu sekali dengan Mbak Muthiah di acara Kompasianival 2018 silam bersama penulis senior lainnya. (Sumber foto: FB Rahab Ganendra).

Awalnya aku takut untuk menyapa. Apalah aku ini. Hanya seseorang yang punya hobi menulis, sedang ia sudah memiliki jam terbang yang tinggi.

"Mbak Muthiah, ya?" sapaku pelan. Takut ia tak berkenan, meskipun aku yakin tak salah orang. Ketika ia membalas sapaanku, luruh semua apa yang ada dalam pikiranku. Orangnya low profil.

"Kamu Mbak Wahyu, ya?"

Lalu ramai ngobrol ngalor ngidul. 

"Yuk, foto bareng, mumpung bertemu." 

Pertemuan itu yang tak hanya dengannya, melainkan dengan penulis-penulis senior keren lainnya dalam sebuah acara Kompasianival 2018 silam di Jakarta menjadi pertemuan yang menyenangkan.

Kukira ia tidak bisa berbahasa jawa. Logat bicaranya beda. Tidak medhok Jawa sepertiku. Jebul ia bisa juga bahasa Jawa. Lanjut deh seru-seruannya.

Dan dari nada bicaranya, aku tahu bahwa orangnya tegas. Memiliki jiwa kepemimpinan. Mandiri.

Hem, peristiwa itu sudah dua tahun lalu, tapi kenangannya tak hilang hingga sekarang. Bahkan karena telah saling tukar nomor WA, tetap saling berkabar. Meski hanya say hello. 

Terkadang juga saling curhat, bukan masalah penting yang berarti, sih. Hanya unek-unek tentang kepenulisan. Kalau disimpen sendiri bisa meletus kayak balon.

Setelah lama kenal, baik lewat ngobrol ataupun membaca tulisannya, eh, ketahuan deh. Dia jago karate, loh! Muridnya Mas Iwan Fals. Iya, yang penyanyi itu. Jadi, jangan ajak tawur dengannya, karena jago nendang.

Ia juga punya hobi jalan naik gunung. Passionnya di sana. Ia pernah cerita, naik gunung sampai lupa diri. Kakinya keseleo, dan susah digerakkan karena kecapekan sehabis naik gunung.

"Buat salat susah nih pas untuk duduk." Kubilang agar semangat dan segera diurut ke tukang pijat. 

Angkat topi buatmu deh Mbak... kalau aku sih sudah nyerah. Naiknya bisa, turun gunungnya yang bikin mikir 17 kali. Asli ya, sebenarnya dari kecil aku tidak suka jalan. Jalan kaki yang beneran. Kalau jalan-jalan sih seneng. Naik kendaraan tapi... hehehe

Selamat ya buat 10 tahunnya Mbak Muthiah bersayang-sayangan dengan Kompasiana. Salut mbak... aku masih enam setengah tahun. Kalah senior akutu sama Mbak Muthiah. Dikau seorang Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Pandai juga bikin cerpen dan puisi. Paket komplet kamu mbak...

Persahabatan yang terjalin antara aku dan kamu, tetap jalan ya. Aku senang berteman denganmu. Orangnya ramah, care terhadap teman dan nggak pilih-pilih. 

Sudah ya, sebenarnya masih banyak yang ingin diungkap. Tapi takut nanti dikira nepotisme. Hahaha... becanda mbak...

Sukses buat 10 tahunnya Mbak Muthiah!

Salam sayang,

Wahyu Sapta.

Semarang, 30 April 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun