Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kapal Pesiar MV Colombus Diperbolehkan Bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

13 Maret 2020   22:03 Diperbarui: 13 Maret 2020   22:05 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam Hall Gedung Baruna Point yang biasanya dipenuhi lapak batik dan souvenir, kali ini agak sepi karena takut dampak corona. (Foto: Wahyu Sapta).

Sebagian turis menuju bus yang telah tersedia, untuk berwisata ke sekitar Semarang dan Candi Borobudur. (Foto: Wahyu Sapta).
Sebagian turis menuju bus yang telah tersedia, untuk berwisata ke sekitar Semarang dan Candi Borobudur. (Foto: Wahyu Sapta).
Sementara itu, ada turis yang mengikuti tour, ada juga yang memilih tinggal di kapal. Atau sekedar turun berbelanja di Baruna Point. Mengadakan transaksi dengan membeli batik atau souvenir yang ada di sana.

Dan pembeli pertama di toko yang saya kelola hari itu adalah seorang turis dari Kanada. Membeli sebuah hem batik. Lalu tak lupa saya ajak berfoto selfie untuk dokumen. Hahaha...

Pembeli pertama yang membeli hem batik merah, terlihat ceria ketika saya ajak selfie. Hehehe... (Foto: Wahyu Sapta).
Pembeli pertama yang membeli hem batik merah, terlihat ceria ketika saya ajak selfie. Hehehe... (Foto: Wahyu Sapta).
Hari itu turis terasa cukup nyaman dan lega, mungkin karena telah lolos sensor uji kesehatan. Santai dan memuji-muji, bahwa menyenangkan berada di negaramu. Orangnya ramah dan welcome, begitu katanya.

Dia lagi mengagumi dirinya sendiri, ketika memakai baju batik, ternyata maching dengan rambut dan topinya. Juga tas yang dipakainya yang ia beli di sini. (Foto: Wahyu Sapta).
Dia lagi mengagumi dirinya sendiri, ketika memakai baju batik, ternyata maching dengan rambut dan topinya. Juga tas yang dipakainya yang ia beli di sini. (Foto: Wahyu Sapta).
Rata-rata wisatawan kapal pesiar tersebut berusia lanjut. Bahkan ada yang memakai kursi roda, karena memang sudah susah untuk berjalan. Tetapi mereka masih bersemangat untuk keliling dunia dengan kapal pesiar.

Meskipun tidak memakai masker, saya menyediakan sinitizer dan tissu anti bakteri untuk perlindungan diri. (Foto: Wahyu Sapta).
Meskipun tidak memakai masker, saya menyediakan sinitizer dan tissu anti bakteri untuk perlindungan diri. (Foto: Wahyu Sapta).
Dan mengenai berita kapan kapal pesiar datang kembali, belum bisa dipastikan sesuai jadwal. Karena masih dalam pantauan, hingga menunggu berita selanjutnya.

Semoga virus tidak akan menyebar luas lagi ya,  karena terus terang, sebenarnya menyenangkan bisa menerima turis datang, tetapi sedikit terganggu oleh merebaknya virus corona atau Covid-19.

Semarang, 13 Maret 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun