Sebagian turis menuju bus yang telah tersedia, untuk berwisata ke sekitar Semarang dan Candi Borobudur. (Foto: Wahyu Sapta).
Sementara itu, ada turis yang mengikuti tour, ada juga yang memilih tinggal di kapal. Atau sekedar turun berbelanja di Baruna Point. Mengadakan transaksi dengan membeli batik atau souvenir yang ada di sana.
Dan pembeli pertama di toko yang saya kelola hari itu adalah seorang turis dari Kanada. Membeli sebuah hem batik. Lalu tak lupa saya ajak berfoto selfie untuk dokumen. Hahaha...
Pembeli pertama yang membeli hem batik merah, terlihat ceria ketika saya ajak selfie. Hehehe... (Foto: Wahyu Sapta).
Hari itu turis terasa cukup nyaman dan lega, mungkin karena telah lolos sensor uji kesehatan. Santai dan memuji-muji, bahwa menyenangkan berada di negaramu. Orangnya ramah dan
welcome, begitu
 katanya.
Dia lagi mengagumi dirinya sendiri, ketika memakai baju batik, ternyata maching dengan rambut dan topinya. Juga tas yang dipakainya yang ia beli di sini. (Foto: Wahyu Sapta).
Rata-rata wisatawan kapal pesiar tersebut berusia lanjut. Bahkan ada yang memakai kursi roda, karena memang sudah susah untuk berjalan. Tetapi mereka masih bersemangat untuk keliling dunia dengan kapal pesiar.
Meskipun tidak memakai masker, saya menyediakan sinitizer dan tissu anti bakteri untuk perlindungan diri. (Foto: Wahyu Sapta).
Dan mengenai berita kapan kapal pesiar datang kembali, belum bisa dipastikan sesuai jadwal. Karena masih dalam pantauan, hingga menunggu berita selanjutnya.
Semoga virus tidak akan menyebar luas lagi ya, Â karena terus terang, sebenarnya menyenangkan bisa menerima turis datang, tetapi sedikit terganggu oleh merebaknya virus corona atau Covid-19.
Semarang, 13 Maret 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya