Keheningan adalah miliknya, bertandang setiap hari, menemani tanpa berusaha untuk melepasnya.
"Aku selalu cinta pada hening, lalu kucoba menerobos indahnya. Hei, hening, apa kabarmu hari ini? Bertemu denganmu memberikan aroma optimisme di dadaku," katanya begitu setiap malam.
Tak ada sisa pagi dan siang. Yang ada hanya gelap dan malam. Lalu kesyahduan hening membuatnya terbawa dalam kebaikan yang diyakininya bisa memberinya panjang umur.
"Tetapi, meski aku tak menyukai pagi, bahkan siang, mereka hanya menuntutku agar aku senantiasa terjaga, itulah saat terindah bisa menemui kekasihku." runtuknya.
Kekasih di sisi benua berbeda, menembus relung jiwa, lalu cahaya adalah kuncinya.
Ia berkeluh kesah pada keheningan malam,Â
sedang malam tak memberikan jawaban apa-apa.
(9/9/19)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H