Akhirnya, pintu ditutup, dikunci dari dalam oleh Sumar, karena kebetulan pintu ada gerendel dari dalam. Lalu ia keluar dari pintu dapur yang masih ada kunci yang menempel dan mengamankannya.
Baru pukul dua belas malam, ketika saya terbangun, membuka ponsel, terkejut. Saat itu pula kami memutuskan kembali ke rumah. Karena tidak enak hati, telah membuat gaduh tetangga dan petugas keamanan.
Alhamdulillah, kami antar tetangga menjaga hubungan baik, sehingga setiap ada kejadian yang tidak diharapkan, kami saling tolong menolong. Tetangga, ibarat saudara dekat.
Dari kejadian tersebut, kami sangat berterima kasih pada Sumar sebagai petugas keamanan. Karena dengan kejujurannya, rumah dan kampung aman. Tidak ada barang yang hilang dan masih utuh seperti semula.
Jika ia mau, bisa saja ia diam dan membiarkannya, lalu mengambil keuntungan. Tetapi ia orang jujur, konsisten sebagai petugas keamanan.
Sumar berasal dari Wonogiri, merantau ke Semarang. Sehari-hari menumpang di pos kamling, melakukan kegiatan dan menjaga kampung agar aman. Ia belum memiliki rumah. Kebetulan ia belum menikah.
"Yang penting cukup untuk makan sehari-hari. Jika ada lebihnya saya tabung." katanya.
Ia rajin beribadah. Juga memiliki keinginan untuk berangkat umroh, jika tabungannya sudah mencukupi. Kiranya ada yang bersedia memberikan berkah umroh kepadanya, alangkah bahagianya karena doanya selama ini bisa terkabul. Amin Allahuma Amin.
***
Tulisan ini diikutsertakan juga di landing page berlipatnyaberkah.allianz.co.id