Kepada: Slamet, Yanto dan Paimin
Mungkin orang tidak kenal siapa kalian. Tetapi bagi kami, kalian bagaikan keluarga sendiri. Kami sangat mengenal kalian, keluarga kalian, anak-anak kalian, kadang orang tua kalian. Kami juga sering berkunjung ke rumah kalian. Kalian sudah kami anggap saudara sendiri.
Kalian adalah garda terdepan dalam membantu kami membuka usaha. Pekerjaan kalian sebagai tukang selama lebih dari sepuluh tahun mengikuti kami, sungguh sangat berarti.
Di bulan Ramadan suci ini, kalian tetap menjalani puasa. Meskipun dengan susah payah. Cuaca yang menyengat, tak menghalangi kalian berpuasa. Dengan niat beribadah kepada Allah Ta'ala, puasa bukan halangan untuk tetap bekerja.
Apalagi menjelang lebaran, ketika biasanya pekerjaan bertambah banyak. Banyak orang memesan memperindah rumah di hari lebaran nanti. Tetapi kalian tetap bersemangat membantu kami menyelesaikan pekerjaan itu. Kalian adalah pekerja keras.Â
Padahal jika dalam agama, sebenarnya kalian diperbolehkan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadan jika tidak kuat. Karena keadaan yang tidak memungkinkan kalian untuk berpuasa. Kalian termasuk golongan orang pekerja keras.
Dalam agama, seorang pekerja keras seperti kuli bangunan, tukang becak, diwajibkan tetap berpuasa, dengan niat puasa di waktu subuh. Tetapi jika dalam perjalanannya tidak kuat menjalani puasa karena keadaan darurat yang membahayakan kondisi kesehatan jika tetap melanjutkan berpuasa. Boleh membatalkan puasanya dan digantikan di hari lain.
Kadang kala, pekerjaan itu di luar area, di mana kondisinya masih berupa lahan yang tidak berpenghuni. Panas terik matahari, tentu saja sangat menyerap energi kalian. Padahal sedang berpuasa. Membuat bangunan, mengaduk semen, membuat kolam, menata tanah, menanam tanaman, mencangkulnya hingga berbentuk gundukan yang cocok menjadi sebuah lahan untuk dibuat sebuah taman.
Kalian kuat. Kalian tetap berpuasa. Dan bekerja membantu agar pekerjaan ini cepat selesai tepat waktu. Badan lemas dan energi yang terkuras tak menghalangi kalian. Tetap semangat.
Kalian sudah matching dengan sang desainer. Cocok dan tahu apa yang dimaui oleh desainer taman. Kalian ibarat senyawa. Sehingga saat di lapangan bisa tahu apa yang harus dikerjakan, tanpa harus banyak disuruh. Sedikit pengarahan, kalian sudah mengerti. Tanpa banyak kesalahan yang diperbuat.
Ya, ya. Memang kalian tidak sempurna, karena kadangkala jika menemui hal baru dan desain yang baru, kalian masih harus menyesuaikan. Tetapi bukan kendala, karena kalian termasuk orang yang tidak membantah, sehingga gampang diatur. Bahkan seringkali dengan tawa dan canda. Tak ada kemarahan atau cemberut.
Di dalam bekerja, sudah biasa ada gesekan dan tak cocok. Tetapi tak lama, akan bisa menyesuaikan kembali. Kalian orang-orang yang setia. Betah bekerja kepada kami hingga sekarang.
Tak ada yang bisa dikatakan selain penghargaan yang sedalam-dalamnya dari kami, atas loyalitas kalian selama ini.
Karya yang tercipta di lapangan, bukan hanya hasil karya kami. Tetapi juga kalian yang telah membantu, agar karya itu ada. Tanpa dukungan kalian, kami tak mampu untuk bisa melaksanakannya sendiri.
Seringkali kami dibuat bahagia saat kalian juga bahagia, karena kebahagiaan saat mendapatkan kebahagiaan dari kami. Sedikit bonus, membuat kalian senyum bahagia. Senyum bahagia itulah bahagia buat kami. Senyum yang lepas dan polos, itulah bahagia yang sesungguhnya. Tak bisa terbeli di manapun.
Bahagia kalian. Bahagia kami. Bahagia kita.
Salam,
Dari kami sekeluarga.
Semarang, 4 Juni 2019.