Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Di Balik Sedekah Pasti Ada Hikmahnya

14 Mei 2019   20:37 Diperbarui: 14 Mei 2019   20:46 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Liputan6.com

Pernah suatu hari, saya bertemu dengan seorang penjual balon yang telah renta. Dengan sepeda yang dikayuhnya, membuat saya terharu. Apalagi dengan pengelihatan yang tidak begitu sempurna. Saya bertanya dalam hati, mengapa sudah renta masih berjualan? Tetapi, lalu saya tersadar, bahwa tidak semua orang memiliki nasib baik. Timbul rasa kasihan, lalu memberikan sedikit uang, sekedar sebagai rasa empati saya kepadanya. Kemudian saya berlalu dan melupakan kejadian itu.

Baru beberapa saat menit berlalu. Saya menuju warung untuk makan. Ketika saya lepas makan dari sebuah warung, masih sekitaran tempat bertemunya tukang balon tadi. Saya menuju ke kendaraan yang terparkir tak jauh dari warung. Saya membutuhkan handphone untuk menghubungi seseorang. Betapa paniknya, ketika handphone tersebut tidak ada. Di dalam tas tidak ada. Di saku juga tidak ada. Lalu dimana? Saya yakin, pasti terjatuh.

Saya mengulang jalan kembali, melewati jalan yang sama. Alhamdulillah, handphone tersebut ketinggalan di warung. Penjual warung sungguh baik hati, menyimpan handphone dan menunggu saya kembali. Tentu saja saya bersyukur karena tidak jadi kehilangan handphone kesayangan. Betapa berartinya ia, karena di dalamnya berisi file-file data tulisan dan foto-foto. Saya memang suka menulis lewat handphone. Jadi, ia itu ibarat setengah nyawa. Maksudnya, amat berarti.

Kemudian saya jadi teringat kembali, bahwa saya tadi memberi sedekah sebelum kehilangan handphone. Mungkin itu sebabnya tidak jadi hilang. Bukan bermaksud riya, tetapi memang memberi sedekah itu melindungi diri agar terhindar dari musibah. Alhamdulillah.

Sesungguhnya bersedekah itu kebutuhan setiap orang. Orang yang bersedekah yang membutuhkan orang yang disedekahi. Bukan sebaliknya. Mengapa demikian? Karena setiap orang menginginkan hidup di dunia yang barokah. Jika sakit ingin sembuh. Terhindar dari segala musibah dan di alam barzah mendapatkan kiriman pahala terus menerus. Kelak di akhirat selamat dari api neraka dan mempunyai timbangan amal saleh yang berat.

Sedekah bertujuan untuk menyucikan harta, membantu sesama, dan bekal pahala di akhirat kelak. Bersedekah berarti berbagi atau meringankan beban orang lain. Bersedekah sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan bersedekah, hubungan bersosial bisa menjadi lebih baik. Bersedekah juga menjauhkan diri dari sikap sombong dan angkuh. Keutamaan bersedekah, adalah mendapatkan pahala di sisi Allah Ta'ala.

Apalagi dalam bulan suci ramadan, umat muslim berlomba-lomba dalam kebaikan. Pahala yang diterima akan dilipat gandakan oleh Allah Ta'ala. Bisa menjadi bekal amalan kita bila telah berada di alam keabadian.

Bersedekahlah Hanya Kepada yang Berhak

Bersedekah, hanya kepada orang yang berhak menerima dan membutuhkan. Sehingga menjaga mereka dari perbuatan--perbuatan yang haram dilakukan dalam mencari penghasilan. Misalnya pengemis gadungan, yaitu mengemis sebagai profesinya.

Mereka mengemis di jalan, mengharap belas kasihan kepada orang yang sedang melintasi jalan tersebut. Padahal, secara fisik dia masih kuat untuk bekerja, mengapa harus mengemis? Karena malas? Saya tidak akan memberi sedekah kepada orang yang demikian. Tetapi jika saya menemui orang yang telah renta, masih berjualan dan mencari nafkah, maka hati saya terketuk untuk memberinya. Lebih berhak mendapatkannya.

Sedekah Mendahulukan Kerabat Dekat

Sedekah mendahulukan kerabat dekat. Bila karib kerabat kita ada yang termasuk orang yang membutuhkan, maka mereka lebih berhak dibandingkan orang lain. Sedekah kepada saudara kerabat mendapatkan dua pahala, yaitu pahala sedekah dan pahala menyambung silaturahim. 

Daripada memberikan sedekah kepada orang di jalan yang baru dikenal, dan ternyata mereka hanya pengemis sebagai profesi. Lebih baik memberikan kepada orang yang telah kita kenal. Lebih jelas dan afdol. Tetapi tidak lantas menjadikan kita phobia, ya. Kita menjadi pelit dan todak mau bersedekah. Siapa tahu mereka memang benar membutuhkan.

Jadi sebenarnya memberikan sedekah itu sudah ada aturannya. Tidak usah menjadi pro dan kontra. Jika kita mampu memahami dan mau mempelajarinya, maka Insyaallah sedekah membawa hikmah bagi kita dan memberikan pahala amalan kebajikan. Aamiin.

Semarang, 14 Mei 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun