Kata takjil, sebenarnya bukan makanan atau sebuah menu di saat berbuka puasa. Tetapi, orang sering bicara, berbukalah dengan takjil yang manis. Kesannya bahwa takjil adalah makanan pembuka untuk membatalkan puasa. Saya sendiri, di artikel ini juga mengasumsikan bahwa takjil adalah sebuah makanan pembatal puasa.
Takjil diambil dari bahasa Arab, yaitu ajjala-yu'ajjilu-ta'jilan, yang artinya adalah "menyegerakan" atau "cepat-cepat". Artinya untuk segera membatalkan puasa yang sudah dilakukan ketika waktunya tiba. Di Indonesia, dilakukan penyederhanaan ucapan, menjadi takjil.
Menu takjil biasanya adalah makanan manis karena dapat membantu mengembalikan energi setelah seharian berpuasa, berupa makanan, minuman, atau hidangan yang digunakan untuk berbuka puasa sebelum makanan utama. Makanan manis itu, bisa jadi kurma, kolak, es buah, es cendol dan lain sebagainya.
Di tempat tertentu, ada takjil gratis yang disediakan untuk berbuka puasa. Para dermawan membagikan takjil di jalan bagi para pejalan. Biasanya, pejalan itu masih berada di jalan menjelang berbuka, sehingga tidak sempat untuk berbuka. Dengan adanya takjil tersebut, cukup untuk membatalkan puasa, sebelum tiba di rumah.Â
Ada juga tempat yang menyediakan takjil dengan menu unik. Misalnya takjil di masjid. Seringnya, takjil tersebut disediakan di masjid utama di kota besar. Misalnya di kota Jakarta, Surabaya, Semarang, atau kota besar lainnya. Masjid tersebut umumnya memang menyediakan takjil bagi para jamaahnya secara cuma-cuma. Tradisi takjil ini telah berjalan bertahun-tahun. Dengan menu unik dan menjadi ciri khas tersendiri bagi masjid itu.Â
Di Semarang, tempat tinggal saya saat ini, ada lima masjid besar/utama, yang selalu rutin membagikan takjil dengan menu yang unik. Mereka menyediakan menu takjil dari sejak zaman dahulu, dan tradisi ini masih berjalan hingga sekarang. Banyak jamaah yang memang dengan sengaja  ingin merasakan takjil di masjid besar. Selain bertujuan beribadah di masjid tersebut, juga ingin merasakan situasi yang berbeda ketika beribadah di masjid besar. Memang nuansanya berbeda.Â
Masjid tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Masjid Pekojan
Menunya adalah bubur India yang hanya tersaji di Masjid Jami Pekojan di Jalan Petolongan No 1, Purwodinatan, Semarang. Sudah lebih dari seabad takmir masjid selalu menghadirkan takjil khas tersebut. Banyak yang datang hanya demi mendapatkan dan merasakan bubur India, yang di tempat lain tidak menyediakannya. Ada kisah menarik di semangkuk bubur India di Masjid Pekojan. Cara memasaknya juga unik.
2. Masjid Agung Semarang
Masjid Agung Semarang dikenal sebagai Masjid Besar Kauman. Letaknya di kampung Kauman Semarang, dekat pasar Johar. Termasuk salah satu masjid tua. Di sini dibagikan takjil kurma dan air zam-zam bagi mereka yang datang ke masjid selama Ramadan.
3. Masjid Menara Layur
Masjid Menara Layur juga memiliki tradisi unik yang berlangsung selama ratusan tahun sejak masjid berdiri tahun 1802. Masjid yang terletak di Kampung Melayu, Kelurahan Dadapsari, Semarang Utara, tersebut menyediakan kopi Arab untuk berbuka puasa, ditambah takjil kurma dan nasi bungkus. Kopinya bukan sembarangan, melainkan kopi yang diolah dengan bahan tujuh rempah pilihan. Tradisi minum kopi itu berawal dari saudagar Arab Yaman yang masuk Semarang untuk berdagang pada ratusan tahun lalu dan bertahan hingga sekarang.
4. Masjid Baiturrahman Simpang Lima
Masjid yang mudah dijangkau, karena teretak tepat disekitar kawasan Simpang Lima. Merupakan tempat berbuka yang bisa dituju saat baru tiba di kota Semarang. Masjid ini menyediakan 350 paket takjil untuk jemaah dan masyarakat umum setiap harinya. Bukan hanya takjil, masjid juga menyediakan minuman dan nasi lengkap dengan sayur.
Masjid paling besar dan megah di Kota Semarang ini menyediakan sedikitnya 700 takjil per hari. Bukan cuma kurma, ada pula teh hangat, kolak, dan nasi sayur. Letaknya di Jalan Gajah Semarang.
Selain masjid besar/utama, masjid di kampung juga menyediakan takjil, loh. Di masjid kampung saya, takjil disediakan untuk para jamaah yang mengikuti pengajian menjelang berbuka puasa. Biasanya menunya adalah snack dan minuman mineral. Disediakan oleh donatur, secara bergantian dengan jadwal yang telah dibuat agar tidak bentrok.Â
Hampir setiap keluarga yang beragama Islam di wilayah sekitar masjid, memiliki kesempatan untuk berdonasi. Masjid selalu ramai oleh jamaah yang mendengarkan pengajian menjelang berbuka. Kemudian ketika azan magrib menggema, mereka menyegerakan berbuka dengan takjil yang telah disediakan. Selanjutnya mengikuti salat magrib berjamaah.Â
Nah, takjil unik di masjid utama di kota besar memang merupakan tradisi yang dilakukan sejak lama. Secara regenerasi, selalu dijaga kearifannya agar tetap ada. Juga dimaksudkan untuk menjaga tali sillaturahni antar muslim. Dari berbagai kalangan. Dan biasanya banyak diburu oleh jamaah karena keunikkannya dan ingin merasakan nuansa yang berbeda, ketika beribadah di masjid besar dan berusia tua, yang telah ada sejak lama.
Selamat menjalankan ibadah puasa, ya. Semoga puasa kita lancar, khusyuk, dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.
Salam,
Wahyu Sapta.
Semarang, 9 Mei 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H