Mendengar Tahu Gimbal, bagi pembaca yang belum pernah merasakan, pasti bertanya-tanya. Ih, kok ngeri sih namanya? Memangnya rambut gimbal? Atau, jangan-jangan pertanyaannya, gimbal atau gombal sih? Hahaha... bukan!Â
Tahu Gimbal adalah makanan khas kota Semarang yang melegenda. Sudah lama ada dan lezat. Berbahan dasar tahu yang digoreng dengan telur. Lalu disajikan di atas piring yang telah diberi lontong, irisan kol dan taoge matang. Kemudian diberi peyek udang dan disiram bumbu kacang. Mungkin di kota lain, ada juga menu seperti ini. Seperti tahu telor Blora atau tahu campur Surabaya. Tetapi yang membedakan adalah peyek udangnya.
Kalau di Semarang, peyek udang dinamakan gimbal udang. Jadilah makanan ini resmi bernama Tahu Gimbal.
Kuliner yang satu ini, jika di Semarang mudah dicari. Biasanya, oleh penjual tahu gimbal, peyek udang digoreng setengah matang terlebih dahulu. Belum begitu garing.
Kemudian ditata dalam lapak mereka hingga menarik pembeli. Hanya pada saat akan menyajikan saja, peyek udang digoreng kembali biar garing dan hangat. Lalu, satu potong tahu yang telah diiris dadu, di campur dengan telur, dimasak mirip telur dadar. Maka disajikanlah dalam satu porsi tahu gimbal.
Asin manis gurih berpadu. Apalagi ada irisan tipis kol segar dan taoge rebus setengah matang. Sedikit seledri menambah selera. Seringkali penjualnya memberi bonus kacang goreng utuh di atasnya. Memberi sensasi beda dan menyenangkan. Kres-kres. Mantap!
Kita bisa memesan tingkatan pedasnya. Jika yang menyukai pedas, bisa bikin merem melek saking kepedasan. Karena bumbu kacang diulek langsung sebelum disajikan. Segar bukan? Kita bisa bereksplorasi rasa dengan makanan ini. Menikmatinya hingga sendokan terakhir menyentuh piring. Ludes! Tak bersisa. Tapi piringnya jangan ikutan dimakan, ya! Hahaha... Kasihan penjualnya kehilangan piring.
Di Semarang sendiri banyak yang menjajakannya. Dari penjual keliling kampung, hingga tempat kuliner terkenal. Seperti di Jalan Menteri Supeno dan kawasan Simpang Lima Semarang. Juga spot kuliner lainnya yang ada di kota ini. Karena menu ini sangat populer. Banyak yang menyukai.
Cocok untuk menu makan siang karena mengenyangkan. Makan malam juga bisa. Tergantung keinginan kita. Kalau pas berkunjung ke Semarang malam hari, ada kok yang menjualnya. Tidak usah kawatir. Pasti bertemu dengan penjual tahu gimbal di manapun di pelosok kota.
Soal harga, tergantung dari penjual dan tempatnya. Ada yang membandrol per porsi lima belas ribu rupiah hingga dua puluh lima ribu. Kalau di warung dekat rumah saya, harganya dua puluh ribu per porsi. Enak dan lezat. Juga mengenyangkan.
Bumbu kacangnya mantap dan ikhlas memasaknya. Terlihat dari hasil akhir masakan yang lezat dan menarik hati. Menari-nari di pelupuk mata, siap untuk disantap.
Nah, bicara tentang bumbu kacang, ada juga makanan yang memakai bumbu ini loh. Misalnya, sate, pecel, gado-gado, lotek, dan lain sebagainya.
Jadi, gimana? Pilih yang mana? Tahu gimbal, sate, pecel, gado-gado atau lotek? Tergantung selera ya. Sama-sama memakai bumbu kacang.
Yang pasti sih, sempatkan mencicip tahu gimbal jika berkunjung ke Semarang, ya! Rasanya mantap dan nggak nyesel pernah menyantapnya. Bahkan pengin mampir lagi untuk mencari kuliner yang satu ini. Alias ketagihan!
Sampai jumpa.
Salam,
Wahyu Sapta.
Semarang, 10 Januari 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H