Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Renjana Bayangan Senja

26 Desember 2018   22:25 Diperbarui: 27 Desember 2018   20:19 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari, lelaki pilihan ayahnya, mampu juga merebut hati Sonya. Tanpa paksaan. Tanpa harus menyakiti. Bahkan penuh kelembutan.

Jika ujungnya ia mampu mencintai karena tiap hari dibanjiri oleh kebaikan. Apakah salah?

***

Yan mengalami renjana. Kesakitan hatinya tak mampu ia rengkuh. Juga kerinduan yang selalu menggema. Hatinya tak bisa pulih, jika bukan Sonya yang mengobatinya. Hanya Sonya yang bisa menjadi tambalan luka.

Dan ketakutan itu terjadi. Saat senja kian beranjak, ia merasa tak mampu. Rindu tak tersampaikan. Tak akan pernah bisa. Ada jarak yang membuat mereka tak bisa bertemu. Dinding tinggi memberinya peluang tak lagi bisa bertemu.

Dera yang memilu. Di ujung senja tak lagi bisa terelak. Renjana cinta. Demikian pedihnya.

ada berapa banyak saat kau bisa bertahan, di desember yang sendu, menghasut untuk berkata rindu, pada langit aku bercerita, ada pesan rindu untukmu, terbawa angin lalu berlalu, kau tak jua membalas pesan itu, lalu di bening hati aku menjawabnya, kau baik-baik saja, kataku: apakah sekedar menyamankan hati?

Yan memaku. Menggemakan sebuah nama. Nun jauh di sana. Sonya. Kekasih hatinya.

oh, desember akan berlalu. januari menjemput. waktu akan selalu merangkak. memenuhi janjinya pada alam semesta. masa tak akan lagi sama. semua akan berubah. zaman akan berubah. kebiasaan akan berubah. musik akan berubah. era akan berubah. tren akan berubah.

tapi tidak cintaku, lirihnya.

Semarang, 26 Desember 2018.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun