Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Nikmatnya Soto Klethuk Khas Kota Blora

9 November 2018   14:29 Diperbarui: 9 November 2018   16:56 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seporsi Soto Klethuk khas Kota Blora yang sedap dan lezat. (Dokpri).

Hem, bagaimanakah rasanya? Apakah sedap dan segar?

Dari aromanya tercium bau sedap. Rempah-rempah seperti jahe dan serai dominan. Kuah kaldu ayam kampung juga mempengaruhi aroma. Lebih gurih. Lalu, bagaimana rasa toping yang menjadi ciri khas soto ini? Apakah keras? Oh, ternyata tidak. Toping ini empuk dan renyah! Pas cocok deh.

O, jadi ini, mengapa dinamakan soto klethuk? Karena pada saat kita menyantapnya, akan berbunyi klethuk-klethuk dari singkong goreng garing tadi. Hahaha... Mantap. Memang bikin galo, seperti nama warungnya, Pak Galo.

Baru kali ini saya menemui soto yang disajikan dengan singkong goreng garing. Sedap dan lezat. Apalagi ditambah dengan lauk daging empal empuk, perkedel dan tempe goreng. Alhamdulillah kenyang.

Jangan takut membayar mahal di warung ini. Karena makanannya terjangkau oleh kantong. Empat orang hanya membayar delapan puluh lima rubu rupiah. Murah meriah. Tertuntaskan rasa lapar dan puas.

Recommended.

Setelah selesai makan dan pekerjaan saya rampung, saya melanjutkan perjalanan, pulang ke Semarang. Tetapi saya mampir dulu mengunjungi sahabat Kompasianer dari Blora, mbak Yuni Astuti. Beginilah enaknya bergabung di Kompasiana. Salah satunya memiliki banyak teman. Saat berkunjung ke kota lain, ada ampiran untuk berkunjung.

Di Blora ketemu dengan mbak Yuni Astuti, Kompasianer dari Blora. (Dokpri).
Di Blora ketemu dengan mbak Yuni Astuti, Kompasianer dari Blora. (Dokpri).
Setelah menuntaskan kangen dan bercerita panjang kali lebar, mengobrol banyak, rasanya waktu bergulir cepat. Berkali-kali saya pamit, tapi masih saja mengobrol dengan berbagai topik.

Dengan terpaksa karena ada tanggungan yang di rumah, kali ini saya benar-benar pamit mau pulang. Dan mbak Yuni yang baik hatinya, menjadikan saya kerasan di sana. Hahaha... apalagi mbak Yuni membawakan oleh-oleh untuk dibawa pulang. Keripik tempe, yang merupakan oleh-oleh khas kota Blora. Terimakasih banyak ya mbak... Saya pamit.

Dibawain oleh-oleh keripik tempe sama mbak Yuni. Katanya salah satu oleh-oleh khas Blora produksi rumahan. Thanks ya mbak... (dokpri).
Dibawain oleh-oleh keripik tempe sama mbak Yuni. Katanya salah satu oleh-oleh khas Blora produksi rumahan. Thanks ya mbak... (dokpri).
Saatnya pulang kembali. Perjalanan masih jauh. Melewati jalur pantura.

Ciao, Salam,
Wahyu Sapta.
Semarang, 9 November 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun