Tetapi salam tempel bisa juga menjadi hal negatif. Jika saat memperoleh salam tempel, mereka berperilaku lebih konsumtif. Bagi anak-anak yang belum bisa mengelola uang salam tempel, akan menggunakan uang tersebut untuk membeli barang yang diinginkan. Tetapi barang tersebut kadang-kadang tidak memiliki daya guna. Hanya untuk kesenangan saja. Misalnya mainan atau pulsa. Mereka menjadi boros dan konsumtif. Â
Ada baiknya orang tua membantu anak-anak mengelola uang salam tempel tersebut. Misalnya ditabung untuk keperluan sekolah. Atau tabungan tersebut untuk membeli barang yang berguna, seperti laptop. Akan lebih berguna dibanding handphone tercanggih atau pulsa untuk paketan. Â
Jadi, kalau menurut saya, tradisi salam tempel saat lebaran boleh-boleh saja. Untuk memberikan kenangan manis anak-anak saat mereka kelak dewasa. Kenangan manis berupa salam tempel saat berlebaran akan dikenang. Dan kelak jika mereka telah dewasa akan meneruskan tradisi tersebut ke anak-anaknya. Tradisi akan tetap ada dan turun temurun.
Juga untuk menambah tabungan anak-anak. Mengajari mereka gemar menabung. Karena uang dari salam tempel merupakan rezeki buat mereka.Akan lebih baik jika ditabung untuk masa depan mereka. Tidak banyak memang. Tetapi jika setiap lebaran memperolehnya, maka lama-lama menjadi bukit. Tabungan akan bertambah. Keren kan?
Salam Tempel! Salam Menjelang Lebaran!
Nah, sebentar lagi lebaran. Tinggal beberapa hari lagi. Tetap semangat berpuasa, ya. Semoga lancar hingga di hari kemenangan nan fitri nanti. Aamiin. Â
Semarang, 11 Juni 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H