Apa Sih Sahur on The Road itu?
Baru-baru ini saya melihat dan mendengar berita di media, telah terjadi tawuran antar warga saat sedang sahur on the road. Sehingga harus ada petugas kepolisian yang turun tangan untuk bisa melerai mereka. Akibatnya banyak yang terjaring dalam razia tersebut untuk diamankan. Kegiatan yang seperti ini tidak membawa manfaat dan rawan kriminalitas. Juga tindakan pidana lainnya selama ramadan. Lalu lintas terganggu, dikawatirkan menimbulkan kecelakaan lalu lintas di jalan raya.
Biasanya sahur on the road dilakukan oleh sekelompok orang tertentu dengan menggunakan kendaraan bermotor secara beramai-ramai. Kemudian mereka mengitari kota dengan berkonvoi. Ada yang bertujuan untuk membangunkan warga sekitar agar segera bersahur. Ada juga yang memiliki kegiatan positif seperti memberi makanan untuk santap sahur kepada orang-orang yang tak mampu di jalanan. Tujuan awalnya mungkin baik. Kebaikan disampaikan dengan cara berkelompok dan membagikan kebaikan kepada sesama.
Tetapi tujuan awal yang semula baik, bisa saja bergerser kepada hal-hal negatif. Seperti tawuran dan kriminalitas. Memang beberapa yang tetap pada tujuan semula yaitu membagikan makanan untuk bersahur kepada sesama yang tidak mampu. Tetapi tak jarang banyak yang lalai. Saat mereka konvoi berkeliling kota, tak jarang tanpa mereka tak memiliki tujuan yang jelas. Bahkan banyak yang membawa senjata tajam. Nah.
Akibatnya mereka mudah untuk melakukan tindakan negatif. Kebanyakan para peserta konvoi adalah remaja, yang belum stabil. Jika ada sesuatu, misalnya bentrok dengan sesama peserta konvoi dari kelompok lain, mereka mudah tersulut. Alasannya karena setia kawan dan ikut-ikutan saja. Padahal permasalahan yang sebenarnya hanya masalah sepele.
Jika sudah begini, sebenarnya apa yang dicari pada saat sahur on the road? Niat yang semula positif menjadi niat buruk dan merugikan. Saya prihatin saat mendengar berita tersebut.
Entah sejak tahun berapa tren sahur on the road itu ada. Mungkin baru beberapa tahun yang lalu. Karena sebelumnya tidak ada. Tujuannya adalah memberikan makanan untuk bersantap sahur dan berbagi. Secara bersama-sama, mereka membagikan nasi bungkus. Lalu makan bersama di jalanan bersama orang yang kurang mampu. Dengan begitu, mereka ikut berempati dengan keberadaan orang yang tidak mampu. Apalagi saat ramadan, sangat dianjurkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Di dalam bulan ramadan, segala amalan kebaikan akan dilipat gandakan. Siapa yang tak mau mendapat amal yang berlipat ganda dari Allah SWT? Tentu saja semua mau,kan?
Tetapi jika kebaikan itu mulai bergeser menjadi tujuan tanpa arah, hanya ingin bersenang-senang dengan melakukan konvoi, memacetkan lalu lintas, mengabaikan keselamatan, bahkan melakukan tindakan kriminalitas secara bersama-sama, buat apa?
Ada baiknya jika kegiatan sahur on the road, jika ingin tetap bermakna dan tetap dalam kaidah tujuan awal memberikan kebaikan, maka sahur on the road dibagikan jangan di jalanan. Melainkan mengumpulkan mereka pada suatu tempat. Kemudian membagikan kebaikan di tempat tersebut tanpa mengganggu lalu lintas. Misalnya di masjid atau tempat strategis yang mudah dijangkau tanpa mengganggu lalu lintas.
Konvoi dan membagikan makanan di jalanan dengan memenuhi jalanan hanyalah sebuah sensasi. Hanya ingin agar bisa dilihat orang banyak dan terlihat "wah". Jika benar-benar ingin berbagi, maka tidak usah digembor-gemborkan, apalagi hingga mengganggu orang lain. Sebuah amal, jika sudah niat, maka tak membutuhkan sensasi dan ingin dilihat orang lain.
Setuju Jika Sahur On The Road Dilarang
Melarang sahur on the road bukan berarti melarang kebaikan. Yang dilarang adalah caranya. Kebaikan itu sangat dianjurkan dalam agama. Tetapi jika caranya harus dengan konvoi berkendara sepeda motor, mengganggu jalan, mengundang kriminalitas. Buat apa? Maka akan menjadi hal yang tak baik dan menimbulkan kemadlaratan. Sebaiknya sahur on the road dilarang.
Solusinya adalah, tetap melakukan kebaikan, tetapi dengan cara yang santun. Memberikan kebaikan di tempat yang tepat. Pada orang yang tepat. Dan tujuannya jelas. Banyak kok tempat dan orang yang tepat. Amalan jadi berlipat ganda. Menyenangkan bukan?
Wallahu'alam...
Selamat menjalan ibadah puasa, ya. Semoga puasanya lancar hingga di hari lebaran nan fitri nanti. Aamiin...
Semarang, 4 Juni 2018. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H