Dari sejak siang, ada rapat besar antara Bunda, Kakak dan Adik. Ayah absen. Belum pulang dari tempat kerja. Ini gara-gara ada perselisihan pendapat antara Kakak sama Adik masalah minuman segar buat buka puasa sore nanti. Kakak maunya es blewah. Adik kepingin es dawet. Dua-duanya memang minuman dingin favorit mereka berdua. Daripada pusing, maka Bunda memutuskan untuk rapat besar.Â
Rapat pun dimulai. Bunda minta pendapat kakak.
"Kak, bagaimana pendapatmu tentang es blewah? Coba kasih deskripsinya," kata Bunda.
Kakak dengan gaya sotoy, memberikan deskripsi es blewah versinya. Dengan tangan yang di taruh belakang, ia mulai berbicara.
"Es Blewah: semacam rasa segar, berbalur manis, kan? Aku tahu, saat mengambil dagingnya harus memakai sendok khusus. Terus, rasanya jika belum memakai sirup, cenderung tawar. Tetapi perpaduan blewah dan sirup, seperti berjodoh. Kayak akyu dan kamyu. Uhuks... Tetapi, nggak boleh terlalu manis, ya. Nanti... bikin galau. Antara lihatin kamu, atau si empus di pojokan? Hahaha...." Kakak tertawa lebar.
Adik yang sejak tadi mendengarkan uraian Kakak, tepok jidat. Ia bingung, maksudnya akyu dan kamyu, itu siapa. Ogah kalau yang dimaksud adalah dirinya. Mending Kakak sama Irzan, teman Kakak yang suka dijodoh-jodohin sama dia. Padahal Kakak pasti cemberut kalau lagi dijodoh-jodohin.
Lalu Kakak meneruskan deskripsinya.
"Blewah itu, mengandung beta-karoten yang cukup tinggi. Blewah, baik dikonsumsi kita karena dapat menangkal radikal bebas yang merupakan salah satu penyebab penyakit jantung dan kanker. Jika mengkonsumsinya secara teratur, maka kita telah mempertahankan jantung agar tetap sehat."
Tumben Kakak serius.
"Lalu? Apa lagi, kak?" tanya Bunda.
"Blewah itu menjaga kesehatan mata dan tulang. Aman dikonsumsi penderita diabetes, obesitas dan bisa mencegah asam urat. Mencegah penuaan dini serta mencegah kanker. Blewah juga dapat menjaga kesehatan jantung, paru-paru, dan pembuluh darah."
"Lalu?"
"Bun, udah deskripsinya. Begitu aja. Nggak ada lalu." kata Kakak.
"Oke. Sekarang giliran Adik. Apa itu es dawet?" tanya Bunda.
Kemudian Adik menirukan gaya Kakak yang sotoy. Bunda tersenyum. Adik sebenarnya mengidolakan Kakak. Tapi tak pernah diakuinya. Gengsi dong.
"Es dawet adalah sajian menarik bikinan Bunda. Terdiri dari es, dawet, gula merah dan santan. Kata Bunda, jika pengin enak, saat membuat santannya memakai daun pandan. Biar memiliki aroma wangi. Boleh ditambah buah nangka bila suka. Kalau aku suka manis, soalnya aku juga manis." kata Adik.
"Lalu?" tanya Bunda.
"Bun, bikin es dawet aja ya. Nggak usah es blewah. Adik maunya es dawet."
"Ada apa nih rame-rame? Ada rapat besar, ya?" tanya Ayah.
Bunda tersenyum. Kakak dan Adik hanya diam saja.
"Ini loh, Yah. Bunda bingung mau bikin apa buat buka nanti. Kakak maunya es blewah. Adik maunya es dawet."
"Gampang, Bun."
"Emang gimana solusinya?"
"Bikin aja dua-duanya," jawab Ayah sambil ngakak. Bunda sebal. Ayah selalu begitu. Tapi Ayah segera meralatnya. Kakak dan Adik suit saja. Yang menang, minuman dingin favoritnya dibikin hari ini. Yang kalah, bikinnya besok. Adil, kan?
Wah, betul juga idenya Ayah. Hem, Ayah memang selalu keren.
Akhirnya kakak sama adik suit. Kakak yang menang. Adik sedikit cemberut. Tetapi adik mau menerima keputusan tersebut. Adik sportif. Segera Bunda menyiapkan bahan-bahan untuk membuatnya. Sekaligus memasak nasi, lauk dan sayur buat buka.
Ayah mengutit Bunda di belakangnya.
"Ada apa sih Ayah ngekor terus sama Bunda? Mau masak, Yah. Mau bantuin Bunda, ya? Boleh kok."
"Bun, Ayah mau nanya."
"Nanya apaan?"
"Kalau menurut Bunda, Pilih mana? Pilih es blewah, es dawet, atau... aku?" Mata Ayah kedip-kedip mirip kelilipan. Bunda tergelak. Ayah tuh, selalu begitu.
"Yah, yah. Kalau Bunda disuruh milih. Bunda milih es kolak!"
Lalu Bunda kabur ke dapur meninggalkan Ayah yang lagi nunggu jawaban Bunda.
"Loh, kok begitu? Bukan milih Ayah? Malah ditinggal kabur. Baiklah, Ayah juga milih kolak. Bikinkan ya Bun." teriak Ayah.
"Iya..." jawab Bunda dari arah dapur.
Semarang, 1 Juni 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H